Tangsel Target Nol Kasus HIV/AIDS 2030, Screening Gratis di Semua Puskesmas

59 / 100 Skor SEO

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menghadirkan layanan screening HIV/AIDS gratis di seluruh puskesmas di wilayahnya.

Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini kasus HIV/AIDS, terutama pada kelompok masyarakat yang berisiko.

“Screening ini dilakukan untuk mendukung deteksi dini, tetapi sangat membutuhkan kesadaran dan kesukarelaan dari masyarakat, khususnya mereka yang merasa berada dalam kelompok berisiko, atau memiliki pasangan berisiko,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, Selasa (3/11/2024).

Fasilitas di 35 Puskesmas

Saat ini, sebanyak 35 puskesmas di Tangsel telah menyediakan layanan screening HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, 30 puskesmas juga melayani pengobatan bagi pasien yang terdiagnosis.

Rencananya, layanan pengobatan ini akan diperluas ke lima puskesmas tambahan pada tahun 2025.

Allin menekankan pentingnya deteksi dini sebagai kunci pengendalian HIV/AIDS. “Semakin cepat kita mendeteksi, semakin cepat pula kita bisa memberikan pengobatan yang tepat, sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat,” katanya.

Statistik dan Target Nol Kasus pada 2030

Berdasarkan data Dinkes Kota Tangsel, sejak 2010 hingga Oktober 2024, tercatat sebanyak 1.917 kasus HIV/AIDS.

Sebagian besar kasus ini ditemukan pada kelompok usia produktif, yaitu 25-49 tahun. Menariknya, kasus di Tangsel ini hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Pada tahun 2024 saja, tercatat 33 kasus HIV/AIDS baru, termasuk beberapa kasus yang dialami oleh anak-anak.

Melihat tren ini, Pemkot Tangsel menargetkan nol kasus HIV/AIDS pada tahun 2030, sejalan dengan visi global Ending AIDS 2030.

“Dengan layanan screening gratis yang tersebar di seluruh puskesmas, kami berharap semakin banyak masyarakat, khususnya kelompok berisiko, mau memanfaatkan fasilitas ini,” kata Allin.

Upaya Edukasi dan Pencegahan

Selain menyediakan layanan medis, Dinkes Tangsel juga mengintensifkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan pencegahan HIV/AIDS.

Upaya ini diharapkan dapat menekan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara sukarela.

Pemerintah Tangsel optimistis bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan, cita-cita mencapai nol kasus HIV/AIDS pada 2030 dapat terwujud.

Layanan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam memastikan kesehatan masyarakat yang lebih baik dan tangguh di masa depan.

59 / 100 Skor SEO

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menghadirkan layanan screening HIV/AIDS gratis di seluruh puskesmas di wilayahnya.

Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi dini kasus HIV/AIDS, terutama pada kelompok masyarakat yang berisiko.

“Screening ini dilakukan untuk mendukung deteksi dini, tetapi sangat membutuhkan kesadaran dan kesukarelaan dari masyarakat, khususnya mereka yang merasa berada dalam kelompok berisiko, atau memiliki pasangan berisiko,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Tangsel, Allin Hendalin Mahdaniar, Selasa (3/11/2024).

Fasilitas di 35 Puskesmas

Saat ini, sebanyak 35 puskesmas di Tangsel telah menyediakan layanan screening HIV/AIDS. Dari jumlah tersebut, 30 puskesmas juga melayani pengobatan bagi pasien yang terdiagnosis.

Rencananya, layanan pengobatan ini akan diperluas ke lima puskesmas tambahan pada tahun 2025.

Allin menekankan pentingnya deteksi dini sebagai kunci pengendalian HIV/AIDS. “Semakin cepat kita mendeteksi, semakin cepat pula kita bisa memberikan pengobatan yang tepat, sehingga kualitas hidup pasien dapat meningkat,” katanya.

Statistik dan Target Nol Kasus pada 2030

Berdasarkan data Dinkes Kota Tangsel, sejak 2010 hingga Oktober 2024, tercatat sebanyak 1.917 kasus HIV/AIDS.

Sebagian besar kasus ini ditemukan pada kelompok usia produktif, yaitu 25-49 tahun. Menariknya, kasus di Tangsel ini hampir seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Pada tahun 2024 saja, tercatat 33 kasus HIV/AIDS baru, termasuk beberapa kasus yang dialami oleh anak-anak.

Melihat tren ini, Pemkot Tangsel menargetkan nol kasus HIV/AIDS pada tahun 2030, sejalan dengan visi global Ending AIDS 2030.

“Dengan layanan screening gratis yang tersebar di seluruh puskesmas, kami berharap semakin banyak masyarakat, khususnya kelompok berisiko, mau memanfaatkan fasilitas ini,” kata Allin.

Upaya Edukasi dan Pencegahan

Selain menyediakan layanan medis, Dinkes Tangsel juga mengintensifkan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya deteksi dini dan pencegahan HIV/AIDS.

Upaya ini diharapkan dapat menekan stigma terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA) serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan secara sukarela.

Pemerintah Tangsel optimistis bahwa dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan tenaga kesehatan, cita-cita mencapai nol kasus HIV/AIDS pada 2030 dapat terwujud.

Layanan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam memastikan kesehatan masyarakat yang lebih baik dan tangguh di masa depan.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!