Raja Salman Ajak Salat Istisqa di Tengah Anomali Cuaca Arab Saudi

58 / 100 Skor SEO

Arab Saudi tengah mengalami fenomena cuaca yang tidak biasa. Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menyerukan seluruh rakyatnya untuk melaksanakan salat istisqa, sebuah salat khusus untuk memohon hujan.

Seruan ini datang pada Kamis (28/11), meskipun baru-baru ini negara tersebut dilanda fenomena badai salju dan hujan es yang jarang terjadi di kawasan gurun.

Menurut laporan Saudi Gazette, hujan es sebesar bola golf menghantam wilayah utara Al Jawf, sementara hujan lebat juga mengguyur wilayah timur Arab Saudi.

Fenomena ini mengubah bentang alam gurun yang gersang menjadi menyerupai pemandangan di Pegunungan Alpen Swiss.

Hujan es dan badai salju ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang datang dari Laut Arab. Namun, beberapa wilayah lain di Arab Saudi masih belum mengalami curah hujan yang signifikan.

Pengadilan Kerajaan mengeluarkan pernyataan resmi terkait ajakan Raja Salman.

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa salat istisqa sudah menjadi tradisi dalam Islam yang dilakukan ketika hujan tidak turun dalam waktu lama atau saat kekeringan terjadi.

“Kami memohon kepada Allah, Yang Maha Kuasa, agar mengasihani bumi dan manusia, serta menjadikan apa yang Dia turunkan sebagai rahmat bagi semua,” demikian bunyi pernyataan yang juga dikutip oleh media Mesir Al-Masry Al-Youm.

Salat istisqa ini dijadwalkan berlangsung 15 menit setelah matahari terbit di berbagai masjid dan tempat salat terbuka yang telah disiapkan oleh Kementerian Urusan Islam.

Selain memohon hujan, salat ini juga bertujuan untuk meminta ampunan kepada Allah.

Fenomena Cuaca Ekstrem dan Upaya Mitigasi

Anomali cuaca di Arab Saudi menjadi sorotan dunia. Negara yang dikenal dengan suhu ekstremnya—lebih dari 40 derajat Celsius di musim panas dan sekitar 20 derajat Celsius di musim dingin—ternyata tidak luput dari badai salju.

Pada tahun 2021, suhu di beberapa wilayah bahkan turun hingga -2 derajat Celsius, angka terendah dalam hampir 50 tahun.

Seiring dengan doa dan salat, Arab Saudi juga memanfaatkan teknologi untuk mengatasi tantangan cuaca ini.

Para ahli menggunakan pesawat nirawak untuk melakukan penyemaian awan, sebuah metode yang dirancang untuk meningkatkan peluang turunnya hujan.

Fenomena cuaca ini menjadi pengingat tentang betapa rapuhnya keseimbangan alam, bahkan di wilayah yang terkenal dengan iklim kering dan panasnya.

Bagi masyarakat Arab Saudi, ajakan untuk salat istisqa bukan hanya wujud keimanan, tetapi juga refleksi dari harapan dan usaha kolektif dalam menghadapi tantangan alam yang tak terduga.

58 / 100 Skor SEO

Arab Saudi tengah mengalami fenomena cuaca yang tidak biasa. Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud menyerukan seluruh rakyatnya untuk melaksanakan salat istisqa, sebuah salat khusus untuk memohon hujan.

Seruan ini datang pada Kamis (28/11), meskipun baru-baru ini negara tersebut dilanda fenomena badai salju dan hujan es yang jarang terjadi di kawasan gurun.

Menurut laporan Saudi Gazette, hujan es sebesar bola golf menghantam wilayah utara Al Jawf, sementara hujan lebat juga mengguyur wilayah timur Arab Saudi.

Fenomena ini mengubah bentang alam gurun yang gersang menjadi menyerupai pemandangan di Pegunungan Alpen Swiss.

Hujan es dan badai salju ini disebabkan oleh sistem tekanan rendah yang datang dari Laut Arab. Namun, beberapa wilayah lain di Arab Saudi masih belum mengalami curah hujan yang signifikan.

Pengadilan Kerajaan mengeluarkan pernyataan resmi terkait ajakan Raja Salman.

Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa salat istisqa sudah menjadi tradisi dalam Islam yang dilakukan ketika hujan tidak turun dalam waktu lama atau saat kekeringan terjadi.

“Kami memohon kepada Allah, Yang Maha Kuasa, agar mengasihani bumi dan manusia, serta menjadikan apa yang Dia turunkan sebagai rahmat bagi semua,” demikian bunyi pernyataan yang juga dikutip oleh media Mesir Al-Masry Al-Youm.

Salat istisqa ini dijadwalkan berlangsung 15 menit setelah matahari terbit di berbagai masjid dan tempat salat terbuka yang telah disiapkan oleh Kementerian Urusan Islam.

Selain memohon hujan, salat ini juga bertujuan untuk meminta ampunan kepada Allah.

Fenomena Cuaca Ekstrem dan Upaya Mitigasi

Anomali cuaca di Arab Saudi menjadi sorotan dunia. Negara yang dikenal dengan suhu ekstremnya—lebih dari 40 derajat Celsius di musim panas dan sekitar 20 derajat Celsius di musim dingin—ternyata tidak luput dari badai salju.

Pada tahun 2021, suhu di beberapa wilayah bahkan turun hingga -2 derajat Celsius, angka terendah dalam hampir 50 tahun.

Seiring dengan doa dan salat, Arab Saudi juga memanfaatkan teknologi untuk mengatasi tantangan cuaca ini.

Para ahli menggunakan pesawat nirawak untuk melakukan penyemaian awan, sebuah metode yang dirancang untuk meningkatkan peluang turunnya hujan.

Fenomena cuaca ini menjadi pengingat tentang betapa rapuhnya keseimbangan alam, bahkan di wilayah yang terkenal dengan iklim kering dan panasnya.

Bagi masyarakat Arab Saudi, ajakan untuk salat istisqa bukan hanya wujud keimanan, tetapi juga refleksi dari harapan dan usaha kolektif dalam menghadapi tantangan alam yang tak terduga.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!