Persaingan Kontrak Baru BUMN Karya di 2024: PTPP Memimpin

67 / 100 Skor SEO

Tiga emiten BUMN konstruksi terkemuka, yakni PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), berlomba untuk meraih kontrak baru sepanjang tahun 2024.

Hingga Oktober 2024, laporan kinerja ketiga perusahaan menunjukkan bahwa proyek-proyek pemerintah tetap menjadi sumber utama perolehan kontrak baru.

PTPP Memimpin dengan Kontrak Baru Rp24,4 Triliun

PTPP berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp24,4 triliun, yang telah mencapai 76,31% dari target akhir tahun. Komposisi sumber pendanaan kontrak baru PTPP terdiri dari proyek pemerintah (41,24%), proyek BUMN (30,76%), dan swasta (28%). Sektor-sektor utama yang mendominasi perolehan kontrak adalah:

  • Jalan dan Jembatan: 34,87%
  • Gedung: 30,09%
  • Tambang: 18,36%
  • Industri: 10,28%
  • Pelabuhan: 4,52%
  • Bandara: 1,06%
  • Proyek lainnya (bendungan, oil and gas, irigasi, dan pembangkit listrik): 0,83%

Pada bulan Oktober saja, beberapa proyek signifikan yang berhasil diraih PTPP antara lain:

  • Proyek Jalan Tol Jogja-Bawen Seksi II senilai Rp1,53 triliun
  • Proyek Jetty Petrokimia Gresik senilai Rp761,5 miliar
  • Proyek Hunian Vertikal 4 Tower di Ibu Kota Nusantara (IKN) senilai Rp325,08 miliar

WIKA Fokus pada Proyek Strategis Nasional dan IKN

WIKA melaporkan kontrak baru senilai Rp16,97 triliun hingga Oktober 2024. Dari total tersebut, 44,21% berasal dari proyek swasta, 31,44% dari pemerintah, dan 23,92% dari proyek BUMN. Saat ini, WIKA tengah menangani 74 proyek aktif di seluruh Indonesia, di mana 51% di antaranya adalah Proyek Strategis Nasional (PSN).

Selain itu, WIKA terlibat dalam tujuh proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan kawasan ibu kota baru.

WSKT Menghadapi Penurunan Kontrak Baru

Sementara itu, WSKT mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp6,8 triliun, mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp13,1 triliun. Hingga akhir 2024, WSKT menargetkan kontrak baru sebesar Rp14,5 triliun.

Rudi Purnomo, Direktur Business Strategic, Portfolio, and Human Capital Waskita Karya, mengungkapkan optimisme bahwa target masih dapat tercapai dengan tambahan kontrak baru senilai Rp5,8 triliun yang akan diumumkan pada November dan Desember 2024. “Saat ini kami mengikuti tender proyek jalan tol elevated dari sektor swasta senilai Rp3 triliun, selain juga menjajaki proyek pembangunan gedung,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Dominasi Proyek Pemerintah Tetap Terlihat

Meski menghadapi berbagai tantangan, ketiga emiten BUMN Karya tetap bergantung pada proyek pemerintah sebagai tulang punggung portofolio mereka. Namun, keterlibatan sektor swasta semakin meningkat, mencerminkan diversifikasi usaha yang dilakukan oleh PTPP, WIKA, dan WSKT.

Laju perolehan kontrak baru ini akan menjadi indikator penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan penguatan infrastruktur strategis di Indonesia.

67 / 100 Skor SEO

Tiga emiten BUMN konstruksi terkemuka, yakni PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), berlomba untuk meraih kontrak baru sepanjang tahun 2024.

Hingga Oktober 2024, laporan kinerja ketiga perusahaan menunjukkan bahwa proyek-proyek pemerintah tetap menjadi sumber utama perolehan kontrak baru.

PTPP Memimpin dengan Kontrak Baru Rp24,4 Triliun

PTPP berhasil mencatatkan perolehan kontrak baru senilai Rp24,4 triliun, yang telah mencapai 76,31% dari target akhir tahun. Komposisi sumber pendanaan kontrak baru PTPP terdiri dari proyek pemerintah (41,24%), proyek BUMN (30,76%), dan swasta (28%). Sektor-sektor utama yang mendominasi perolehan kontrak adalah:

  • Jalan dan Jembatan: 34,87%
  • Gedung: 30,09%
  • Tambang: 18,36%
  • Industri: 10,28%
  • Pelabuhan: 4,52%
  • Bandara: 1,06%
  • Proyek lainnya (bendungan, oil and gas, irigasi, dan pembangkit listrik): 0,83%

Pada bulan Oktober saja, beberapa proyek signifikan yang berhasil diraih PTPP antara lain:

  • Proyek Jalan Tol Jogja-Bawen Seksi II senilai Rp1,53 triliun
  • Proyek Jetty Petrokimia Gresik senilai Rp761,5 miliar
  • Proyek Hunian Vertikal 4 Tower di Ibu Kota Nusantara (IKN) senilai Rp325,08 miliar

WIKA Fokus pada Proyek Strategis Nasional dan IKN

WIKA melaporkan kontrak baru senilai Rp16,97 triliun hingga Oktober 2024. Dari total tersebut, 44,21% berasal dari proyek swasta, 31,44% dari pemerintah, dan 23,92% dari proyek BUMN. Saat ini, WIKA tengah menangani 74 proyek aktif di seluruh Indonesia, di mana 51% di antaranya adalah Proyek Strategis Nasional (PSN).

Selain itu, WIKA terlibat dalam tujuh proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), menunjukkan komitmennya untuk mendukung pembangunan kawasan ibu kota baru.

WSKT Menghadapi Penurunan Kontrak Baru

Sementara itu, WSKT mencatat perolehan kontrak baru senilai Rp6,8 triliun, mengalami penurunan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp13,1 triliun. Hingga akhir 2024, WSKT menargetkan kontrak baru sebesar Rp14,5 triliun.

Rudi Purnomo, Direktur Business Strategic, Portfolio, and Human Capital Waskita Karya, mengungkapkan optimisme bahwa target masih dapat tercapai dengan tambahan kontrak baru senilai Rp5,8 triliun yang akan diumumkan pada November dan Desember 2024. “Saat ini kami mengikuti tender proyek jalan tol elevated dari sektor swasta senilai Rp3 triliun, selain juga menjajaki proyek pembangunan gedung,” jelasnya dalam paparan publik di Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Dominasi Proyek Pemerintah Tetap Terlihat

Meski menghadapi berbagai tantangan, ketiga emiten BUMN Karya tetap bergantung pada proyek pemerintah sebagai tulang punggung portofolio mereka. Namun, keterlibatan sektor swasta semakin meningkat, mencerminkan diversifikasi usaha yang dilakukan oleh PTPP, WIKA, dan WSKT.

Laju perolehan kontrak baru ini akan menjadi indikator penting dalam upaya pemulihan ekonomi nasional dan penguatan infrastruktur strategis di Indonesia.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!