Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi: Proyek Strategis Nasional Senilai Rp24 Triliun dan Nasibnya di Era Prabowo

66 / 100 Skor SEO

Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi menjadi sorotan sebagai proyek infrastruktur terbesar dan terpanjang di Pulau Bali.

Dengan panjang mencapai 96,84 kilometer, jalan tol ini diharapkan mampu memangkas waktu tempuh dari Pelabuhan Gilimanuk ke Denpasar secara signifikan, dari yang semula 5-7 jam menjadi hanya sekitar 2 jam.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), jalan tol ini direncanakan akan melintasi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung, mencakup total 13 kecamatan dan 58 desa atau kelurahan. Proyek ini membutuhkan lahan seluas 1.113,33 hektar dan terbagi menjadi tiga seksi utama:

  1. Seksi I: Gilimanuk – Pekutatan (53,6 km)
  2. Seksi II: Pekutatan – Soka (24,3 km)
  3. Seksi III: Soka – Mengwi (18,9 km)

Dengan total anggaran sebesar Rp24,6 triliun, pembiayaan proyek ini akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembebasan lahan, sementara sisanya berasal dari investasi sektor swasta untuk konstruksi secara keseluruhan.

Dinamika Pembangunan dan Tantangan Pelelangan

Peletakan batu pertama proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sudah dilakukan pada September 2022.

Namun, hingga kini kelanjutan konstruksi proyek tersebut masih belum menemui kejelasan akibat proses pelelangan yang tak kunjung berhasil.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebelumnya mengumumkan bahwa PT Bangun Sarana Agung, yang menjadi kandidat investor utama, tidak lolos seleksi dalam pelelangan pengusahaan jalan tol ini.

Kegagalan tersebut menyebabkan jadwal prakualifikasi pelelangan terpaksa diubah.

  • Jadwal awal: Batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi pada 5 Desember 2024, sementara batas akhir pemasukan dokumen pada 6 Desember 2024.
  • Jadwal terbaru: Batas akhir pengambilan dokumen diperpanjang hingga 3 Februari 2024, sedangkan batas akhir pemasukan dokumen mundur menjadi 4 Februari 2024.

Perubahan ini menunjukkan bahwa pembangunan tol masih memerlukan koordinasi lebih lanjut di tingkat pusat dan daerah.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyatakan bahwa pembangunan tetap akan dilanjutkan, terutama dengan dukungan penuh dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Komitmen Pemerintah dan Harapan Masa Depan

Di tengah dinamika yang terjadi, komitmen pemerintah pusat dan daerah terus diperkuat. Menteri PU Dody Hanggodo memastikan bahwa proyek tol ini akan tetap berjalan.

Hal ini juga sejalan dengan dukungan Prabowo Subianto yang berkomitmen untuk mendorong pembangunan infrastruktur, termasuk di kawasan Bali Utara.

Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster, turut menegaskan bahwa pemerintah pusat telah mengambil alih proyek ini sepenuhnya.

Dalam kampanyenya, Koster menjanjikan percepatan pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi dan memastikan konstruksi akan dimulai kembali pada tahun 2025.

“Proyek ini adalah kunci pengembangan ekonomi Bali Barat dan Utara. Dengan adanya tol ini, mobilitas akan meningkat drastis, membawa dampak positif bagi pariwisata dan sektor ekonomi lainnya,” ujar Koster.

Signifikansi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi

Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dipandang krusial untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di jalur utama antara Pelabuhan Gilimanuk hingga kawasan Metropolitan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).

Selain itu, proyek ini diyakini akan menjadi katalisator bagi pemerataan pembangunan ekonomi di Bali, terutama di kawasan Barat dan Utara yang selama ini kurang tersentuh infrastruktur besar.

Dengan nilai investasi mencapai puluhan triliun rupiah, proyek ini bukan hanya sekadar jalan tol, tetapi simbol transformasi infrastruktur Bali di bawah kepemimpinan nasional yang baru.

Dukungan penuh dari berbagai pihak diharapkan mampu menyelesaikan tantangan pelelangan dan memastikan proyek ini terealisasi sesuai jadwal.

Jika berhasil, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan menjadi infrastruktur tol terpanjang di Pulau Bali dan membawa dampak signifikan terhadap mobilitas, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat setempat.

Tantangan masih ada, namun optimisme tetap menjadi kunci utama dalam mewujudkan salah satu proyek monumental ini di era kepemimpinan Prabowo Subianto.

66 / 100 Skor SEO

Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi menjadi sorotan sebagai proyek infrastruktur terbesar dan terpanjang di Pulau Bali.

Dengan panjang mencapai 96,84 kilometer, jalan tol ini diharapkan mampu memangkas waktu tempuh dari Pelabuhan Gilimanuk ke Denpasar secara signifikan, dari yang semula 5-7 jam menjadi hanya sekitar 2 jam.

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), jalan tol ini direncanakan akan melintasi tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung, mencakup total 13 kecamatan dan 58 desa atau kelurahan. Proyek ini membutuhkan lahan seluas 1.113,33 hektar dan terbagi menjadi tiga seksi utama:

  1. Seksi I: Gilimanuk – Pekutatan (53,6 km)
  2. Seksi II: Pekutatan – Soka (24,3 km)
  3. Seksi III: Soka – Mengwi (18,9 km)

Dengan total anggaran sebesar Rp24,6 triliun, pembiayaan proyek ini akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk pembebasan lahan, sementara sisanya berasal dari investasi sektor swasta untuk konstruksi secara keseluruhan.

Dinamika Pembangunan dan Tantangan Pelelangan

Peletakan batu pertama proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi sudah dilakukan pada September 2022.

Namun, hingga kini kelanjutan konstruksi proyek tersebut masih belum menemui kejelasan akibat proses pelelangan yang tak kunjung berhasil.

Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sebelumnya mengumumkan bahwa PT Bangun Sarana Agung, yang menjadi kandidat investor utama, tidak lolos seleksi dalam pelelangan pengusahaan jalan tol ini.

Kegagalan tersebut menyebabkan jadwal prakualifikasi pelelangan terpaksa diubah.

  • Jadwal awal: Batas akhir pengambilan dokumen prakualifikasi pada 5 Desember 2024, sementara batas akhir pemasukan dokumen pada 6 Desember 2024.
  • Jadwal terbaru: Batas akhir pengambilan dokumen diperpanjang hingga 3 Februari 2024, sedangkan batas akhir pemasukan dokumen mundur menjadi 4 Februari 2024.

Perubahan ini menunjukkan bahwa pembangunan tol masih memerlukan koordinasi lebih lanjut di tingkat pusat dan daerah.

Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyatakan bahwa pembangunan tetap akan dilanjutkan, terutama dengan dukungan penuh dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Komitmen Pemerintah dan Harapan Masa Depan

Di tengah dinamika yang terjadi, komitmen pemerintah pusat dan daerah terus diperkuat. Menteri PU Dody Hanggodo memastikan bahwa proyek tol ini akan tetap berjalan.

Hal ini juga sejalan dengan dukungan Prabowo Subianto yang berkomitmen untuk mendorong pembangunan infrastruktur, termasuk di kawasan Bali Utara.

Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster, turut menegaskan bahwa pemerintah pusat telah mengambil alih proyek ini sepenuhnya.

Dalam kampanyenya, Koster menjanjikan percepatan pembangunan Tol Gilimanuk-Mengwi dan memastikan konstruksi akan dimulai kembali pada tahun 2025.

“Proyek ini adalah kunci pengembangan ekonomi Bali Barat dan Utara. Dengan adanya tol ini, mobilitas akan meningkat drastis, membawa dampak positif bagi pariwisata dan sektor ekonomi lainnya,” ujar Koster.

Signifikansi Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi

Pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dipandang krusial untuk mengatasi kemacetan yang sering terjadi di jalur utama antara Pelabuhan Gilimanuk hingga kawasan Metropolitan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan).

Selain itu, proyek ini diyakini akan menjadi katalisator bagi pemerataan pembangunan ekonomi di Bali, terutama di kawasan Barat dan Utara yang selama ini kurang tersentuh infrastruktur besar.

Dengan nilai investasi mencapai puluhan triliun rupiah, proyek ini bukan hanya sekadar jalan tol, tetapi simbol transformasi infrastruktur Bali di bawah kepemimpinan nasional yang baru.

Dukungan penuh dari berbagai pihak diharapkan mampu menyelesaikan tantangan pelelangan dan memastikan proyek ini terealisasi sesuai jadwal.

Jika berhasil, Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan menjadi infrastruktur tol terpanjang di Pulau Bali dan membawa dampak signifikan terhadap mobilitas, ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat setempat.

Tantangan masih ada, namun optimisme tetap menjadi kunci utama dalam mewujudkan salah satu proyek monumental ini di era kepemimpinan Prabowo Subianto.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!