IDAI Peringatkan Risiko Penyakit Infeksi Menjadi Pandemi dan Imbau Pencegahan yang Lebih Kuat

58 / 100 Skor SEO

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperingatkan bahwa beberapa penyakit infeksi menular yang sering terjadi, seperti gondongan atau mumps, varicella atau cacar air, serta HFMD (hand, foot, and mouth disease) berpotensi berkembang menjadi pandemi apabila penularannya tidak terkendali.

Penyakit-penyakit ini menular melalui droplet atau percikan cairan yang dihasilkan ketika batuk atau bersin, mirip dengan Covid-19. Untuk mencegah risiko ini, IDAI menekankan pentingnya penerapan langkah-langkah pencegahan.

Menurut anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Irene Ratridewi, jika tindakan pencegahan tidak dilakukan secara tepat dan menyeluruh, penyakit infeksi ini dapat menyebar dengan cepat dan meluas.

Langkah-langkah pencegahan yang disarankan mencakup menjaga jarak, menggunakan masker saat sakit, menerapkan etika batuk, menjaga kebersihan tangan, isolasi saat sakit, serta vaksinasi sebagai perlindungan awal.

“Untuk mencegah pandemi seperti yang terjadi pada Covid-19, enam langkah ini sangat penting dan harus kita kerjakan bersama,” ujar Irene dalam media briefing daring IDAI pada Selasa (12/11).

Ia menegaskan bahwa pencegahan penyakit infeksi yang menular melalui droplet, seperti gondongan, cacar air, dan HFMD, memiliki pola pencegahan yang sama dengan Covid-19 karena metode penularannya serupa.

Hal ini berarti kesadaran akan protokol kesehatan tetap harus dijaga bahkan di luar situasi pandemi Covid-19.

IDAI juga mengingatkan pemerintah untuk mengambil langkah lebih serius dalam mengendalikan penularan penyakit infeksi ini.

Irene menyebut, jika penyakit-penyakit seperti gondongan, cacar air, dan HFMD menjangkiti kelompok-kelompok berisiko tinggi, risiko komplikasi dan bahaya penyakit meningkat.

Vaksinasi adalah salah satu cara yang diharapkan dapat menekan laju penularan.

Saat ini, dari pantauan IDAI, gondongan adalah penyakit infeksi yang paling banyak menjangkiti anak-anak di Indonesia, diikuti oleh HFMD dan cacar air.

Meskipun data resminya belum tersedia, Irene menyebutkan angka kasus gondongan sudah mencapai lebih dari 6.000 kasus, sementara HFMD tercatat di angka sekitar 1.600 kasus.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan tengah menyiapkan Surat Edaran (SE) yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit cacar air dan gondongan di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini menyusul wabah cacar air yang terjadi di sebuah sekolah di Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, mengungkapkan bahwa SE ini akan disebarkan ke dinas kesehatan di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, serta ke rumah sakit dan puskesmas untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.

“Fasilitas layanan kesehatan diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar air dan gondongan dalam upaya pencegahan serta pengendaliannya,” kata Aji, dikutip dari Antara pada Rabu (30/10).

Dengan langkah-langkah ini, IDAI berharap masyarakat dan pemerintah dapat bersama-sama mengantisipasi penyebaran penyakit infeksi dan mencegah potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.

58 / 100 Skor SEO

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memperingatkan bahwa beberapa penyakit infeksi menular yang sering terjadi, seperti gondongan atau mumps, varicella atau cacar air, serta HFMD (hand, foot, and mouth disease) berpotensi berkembang menjadi pandemi apabila penularannya tidak terkendali.

Penyakit-penyakit ini menular melalui droplet atau percikan cairan yang dihasilkan ketika batuk atau bersin, mirip dengan Covid-19. Untuk mencegah risiko ini, IDAI menekankan pentingnya penerapan langkah-langkah pencegahan.

Menurut anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Irene Ratridewi, jika tindakan pencegahan tidak dilakukan secara tepat dan menyeluruh, penyakit infeksi ini dapat menyebar dengan cepat dan meluas.

Langkah-langkah pencegahan yang disarankan mencakup menjaga jarak, menggunakan masker saat sakit, menerapkan etika batuk, menjaga kebersihan tangan, isolasi saat sakit, serta vaksinasi sebagai perlindungan awal.

“Untuk mencegah pandemi seperti yang terjadi pada Covid-19, enam langkah ini sangat penting dan harus kita kerjakan bersama,” ujar Irene dalam media briefing daring IDAI pada Selasa (12/11).

Ia menegaskan bahwa pencegahan penyakit infeksi yang menular melalui droplet, seperti gondongan, cacar air, dan HFMD, memiliki pola pencegahan yang sama dengan Covid-19 karena metode penularannya serupa.

Hal ini berarti kesadaran akan protokol kesehatan tetap harus dijaga bahkan di luar situasi pandemi Covid-19.

IDAI juga mengingatkan pemerintah untuk mengambil langkah lebih serius dalam mengendalikan penularan penyakit infeksi ini.

Irene menyebut, jika penyakit-penyakit seperti gondongan, cacar air, dan HFMD menjangkiti kelompok-kelompok berisiko tinggi, risiko komplikasi dan bahaya penyakit meningkat.

Vaksinasi adalah salah satu cara yang diharapkan dapat menekan laju penularan.

Saat ini, dari pantauan IDAI, gondongan adalah penyakit infeksi yang paling banyak menjangkiti anak-anak di Indonesia, diikuti oleh HFMD dan cacar air.

Meskipun data resminya belum tersedia, Irene menyebutkan angka kasus gondongan sudah mencapai lebih dari 6.000 kasus, sementara HFMD tercatat di angka sekitar 1.600 kasus.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan tengah menyiapkan Surat Edaran (SE) yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit cacar air dan gondongan di seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini menyusul wabah cacar air yang terjadi di sebuah sekolah di Tangerang Selatan, Banten, beberapa waktu lalu.

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, Aji Muhawarman, mengungkapkan bahwa SE ini akan disebarkan ke dinas kesehatan di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, serta ke rumah sakit dan puskesmas untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit.

“Fasilitas layanan kesehatan diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai penyakit cacar air dan gondongan dalam upaya pencegahan serta pengendaliannya,” kata Aji, dikutip dari Antara pada Rabu (30/10).

Dengan langkah-langkah ini, IDAI berharap masyarakat dan pemerintah dapat bersama-sama mengantisipasi penyebaran penyakit infeksi dan mencegah potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!