Gerindra Desak Gus Miftah Minta Maaf ke Pedagang Es Teh

62 / 100 Skor SEO

Partai Gerindra menyerukan agar Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, meminta maaf kepada seorang pedagang es teh yang merasa dihina.

Tuntutan ini disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi @gerindra pada Selasa (3/12) malam.

“Dengan segala kerendahan hati, mimin minta Gus @gusmiftah untuk minta maaf ke Bapak penjual es,” demikian pernyataan yang diunggah oleh Partai Gerindra.

Menurut Gerindra, ucapan Gus Miftah tidak mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Presiden RI sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, yang selalu menunjukkan penghormatan kepada pedagang kecil.

Hingga Rabu (4/11) pagi, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 224 ribu pengguna Instagram dan menerima 29,4 ribu komentar.

Dalam unggahan itu, Gerindra turut membagikan video pidato Prabowo yang menekankan penghormatannya kepada pedagang kaki lima.

Pidato itu menyoroti pentingnya menghargai usaha keras mereka yang bekerja untuk menghidupi keluarganya.

“Keringat, fisik mencari makan untuk anak dan istrinya, itu yang kita hormati. Mereka mulia, mereka jujur, mereka halal,” ujar Prabowo dalam video tersebut.

Pernyataan ini menjadi sorotan setelah sebuah potongan video dari acara Magelang Bersholawat beberapa hari sebelumnya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat berbicara kepada seorang pedagang es teh dengan nada yang dinilai kasar.

“Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir),” ujar Gus Miftah dalam video itu.

Respons publik terhadap ucapan tersebut beragam. Sebagian besar menilai pernyataan itu tidak pantas, terutama karena disampaikan di tengah acara tabligh akbar.

Sementara itu, kuasa hukum Gus Miftah, Herdiyan Saksono, membela kliennya dengan menyatakan bahwa ucapan tersebut hanya merupakan bagian dari gaya komunikasi Gus Miftah yang bersifat humoris.

“Itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar. Itu adalah intermezzo untuk menarik perhatian khalayak ramai,” kata Herdiyan dalam sebuah video klarifikasi yang dirilis pada Selasa (3/12).

Meski demikian, desakan agar Gus Miftah meminta maaf terus bergema.

Banyak pihak yang berharap agar polemik ini segera diselesaikan demi menjaga keharmonisan masyarakat, terutama di tengah suasana keagamaan yang seharusnya damai dan penuh penghormatan.

62 / 100 Skor SEO

Partai Gerindra menyerukan agar Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, meminta maaf kepada seorang pedagang es teh yang merasa dihina.

Tuntutan ini disampaikan melalui unggahan di akun Instagram resmi @gerindra pada Selasa (3/12) malam.

“Dengan segala kerendahan hati, mimin minta Gus @gusmiftah untuk minta maaf ke Bapak penjual es,” demikian pernyataan yang diunggah oleh Partai Gerindra.

Menurut Gerindra, ucapan Gus Miftah tidak mencerminkan nilai-nilai yang diajarkan oleh Presiden RI sekaligus Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, yang selalu menunjukkan penghormatan kepada pedagang kecil.

Hingga Rabu (4/11) pagi, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 224 ribu pengguna Instagram dan menerima 29,4 ribu komentar.

Dalam unggahan itu, Gerindra turut membagikan video pidato Prabowo yang menekankan penghormatannya kepada pedagang kaki lima.

Pidato itu menyoroti pentingnya menghargai usaha keras mereka yang bekerja untuk menghidupi keluarganya.

“Keringat, fisik mencari makan untuk anak dan istrinya, itu yang kita hormati. Mereka mulia, mereka jujur, mereka halal,” ujar Prabowo dalam video tersebut.

Pernyataan ini menjadi sorotan setelah sebuah potongan video dari acara Magelang Bersholawat beberapa hari sebelumnya viral di media sosial.

Dalam video tersebut, Gus Miftah terlihat berbicara kepada seorang pedagang es teh dengan nada yang dinilai kasar.

“Es tehmu ijek okeh ora (es tehmu masih banyak nggak)? Masih? Yo kono didol (ya sana dijual), goblok. Dol en ndisik, ngko lak rung payu yo wes, takdir (Jual dulu, nanti kalau masih belum laku, ya sudah, takdir),” ujar Gus Miftah dalam video itu.

Respons publik terhadap ucapan tersebut beragam. Sebagian besar menilai pernyataan itu tidak pantas, terutama karena disampaikan di tengah acara tabligh akbar.

Sementara itu, kuasa hukum Gus Miftah, Herdiyan Saksono, membela kliennya dengan menyatakan bahwa ucapan tersebut hanya merupakan bagian dari gaya komunikasi Gus Miftah yang bersifat humoris.

“Itulah guyonan atau gaya bahasa dalam penyampaian syiar. Itu adalah intermezzo untuk menarik perhatian khalayak ramai,” kata Herdiyan dalam sebuah video klarifikasi yang dirilis pada Selasa (3/12).

Meski demikian, desakan agar Gus Miftah meminta maaf terus bergema.

Banyak pihak yang berharap agar polemik ini segera diselesaikan demi menjaga keharmonisan masyarakat, terutama di tengah suasana keagamaan yang seharusnya damai dan penuh penghormatan.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!