Fedi Nuril: Naskah 1 Imam 2 Makmum Lebih Horor dari Poligami

58 / 100 Skor SEO

Aktor Fedi Nuril mengungkapkan pengalamannya pertama kali menerima tawaran bermain di film 1 Imam 2 Makmum, garapan sutradara Key Mangunsong.

Awalnya, Fedi merasa antusias saat melihat judul film tersebut, yang memunculkan kesan cerita tentang poligami.

Namun, setelah mendalami alur cerita yang ditawarkan, ia justru dikejutkan oleh kompleksitas emosional yang ada di dalamnya.

“Pertama kali masuk ruang meeting, duduk, terus dikasih lihat judul 1 Imam 2 Makmum, langsung semangat banget,” cerita Fedi kepada Showbiz Liputan6.com di Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Lebih dari Sekadar Drama Poligami

Namun, antusiasme itu sempat mereda ketika Fedi mengetahui bahwa film ini bukan tentang poligami.

1 Imam 2 Makmum berkisah tentang seorang suami yang kehilangan istrinya dan harus berjuang untuk berdamai dengan rasa kehilangan mendalam yang membayangi hidupnya.

“Begitu dikasih skrip, oh ternyata bukan (drama poligami). Saya kan ada citra yang sudah melekat di publik, sebagai aktor poligami dari Ayat-ayat Cinta dan trilogi Surga Yang Tak Dirindukan.

Jadi, awalnya saya pikir-pikir dulu,” ujarnya sambil tertawa.

Fedi mengakui, judul film ini terasa seperti “jebakan,” tetapi setelah membaca naskah yang ditulis oleh Ratih Kumala—penulis skenario serial fenomenal Gadis Kretek—ia mulai terpesona dengan kedalaman cerita yang ditawarkan.

Mendalami Tokoh yang Berduka

Salah satu alasan Fedi menerima peran ini adalah tantangan emosional yang harus ia hadapi sebagai Arman, seorang pria yang begitu mencintai istrinya hingga sulit melepas bayangan dan kenangan almarhumah.

Menurut Fedi, perjuangan Arman untuk berdamai dengan rasa kehilangan jauh lebih rumit daripada sekadar menjalani drama poligami.

“Bagi saya, ini lebih horor daripada drama poligami. Saya bahkan sampai riset mendalam dengan psikolog untuk memahami bagaimana seseorang menghadapi duka mendalam seperti ini,” ungkapnya.

Bersaing dengan Memori

Dalam pandangan Fedi, tantangan utama tokoh Arman bukan hanya kehilangan istrinya, tetapi juga “bersaing” dengan memori-memori indah masa lalu.

Hal ini membuat perjalanan emosi tokoh ini sangat berat dan kompleks.

“Bersaing dengan memori itu jauh lebih sulit. Kita enggak pernah tahu kapan memori itu akan selesai atau kapan rasa kehilangan itu akan tergantikan oleh sosok baru,” jelas ayah tiga anak tersebut.

Keseriusan Fedi dalam Menghidupkan Arman

Untuk memerankan karakter ini, Fedi melakukan diskusi intens dengan psikolog guna memahami lebih dalam psikologi seseorang yang mengalami duka berat.

Empatinya terhadap Arman membuat Fedi benar-benar terlibat secara emosional dalam film ini.

“Bagaimana hidup dalam bayang-bayang cinta terhadap pasangan yang sudah tiada, itu tidak mudah. Saya mencoba mendalami perjuangan Arman untuk menerima kenyataan dan melanjutkan hidup,” tutupnya.

Film 1 Imam 2 Makmum bukan hanya menawarkan drama yang penuh emosi, tetapi juga menjadi cerminan perjuangan manusia untuk mengatasi rasa kehilangan dan berdamai dengan masa lalu.

Dengan kedalaman cerita dan akting Fedi Nuril yang totalitas, film ini menjadi salah satu yang layak dinantikan di layar lebar.

58 / 100 Skor SEO

Aktor Fedi Nuril mengungkapkan pengalamannya pertama kali menerima tawaran bermain di film 1 Imam 2 Makmum, garapan sutradara Key Mangunsong.

Awalnya, Fedi merasa antusias saat melihat judul film tersebut, yang memunculkan kesan cerita tentang poligami.

Namun, setelah mendalami alur cerita yang ditawarkan, ia justru dikejutkan oleh kompleksitas emosional yang ada di dalamnya.

“Pertama kali masuk ruang meeting, duduk, terus dikasih lihat judul 1 Imam 2 Makmum, langsung semangat banget,” cerita Fedi kepada Showbiz Liputan6.com di Senayan, Jakarta, Selasa (26/11/2024).

Lebih dari Sekadar Drama Poligami

Namun, antusiasme itu sempat mereda ketika Fedi mengetahui bahwa film ini bukan tentang poligami.

1 Imam 2 Makmum berkisah tentang seorang suami yang kehilangan istrinya dan harus berjuang untuk berdamai dengan rasa kehilangan mendalam yang membayangi hidupnya.

“Begitu dikasih skrip, oh ternyata bukan (drama poligami). Saya kan ada citra yang sudah melekat di publik, sebagai aktor poligami dari Ayat-ayat Cinta dan trilogi Surga Yang Tak Dirindukan.

Jadi, awalnya saya pikir-pikir dulu,” ujarnya sambil tertawa.

Fedi mengakui, judul film ini terasa seperti “jebakan,” tetapi setelah membaca naskah yang ditulis oleh Ratih Kumala—penulis skenario serial fenomenal Gadis Kretek—ia mulai terpesona dengan kedalaman cerita yang ditawarkan.

Mendalami Tokoh yang Berduka

Salah satu alasan Fedi menerima peran ini adalah tantangan emosional yang harus ia hadapi sebagai Arman, seorang pria yang begitu mencintai istrinya hingga sulit melepas bayangan dan kenangan almarhumah.

Menurut Fedi, perjuangan Arman untuk berdamai dengan rasa kehilangan jauh lebih rumit daripada sekadar menjalani drama poligami.

“Bagi saya, ini lebih horor daripada drama poligami. Saya bahkan sampai riset mendalam dengan psikolog untuk memahami bagaimana seseorang menghadapi duka mendalam seperti ini,” ungkapnya.

Bersaing dengan Memori

Dalam pandangan Fedi, tantangan utama tokoh Arman bukan hanya kehilangan istrinya, tetapi juga “bersaing” dengan memori-memori indah masa lalu.

Hal ini membuat perjalanan emosi tokoh ini sangat berat dan kompleks.

“Bersaing dengan memori itu jauh lebih sulit. Kita enggak pernah tahu kapan memori itu akan selesai atau kapan rasa kehilangan itu akan tergantikan oleh sosok baru,” jelas ayah tiga anak tersebut.

Keseriusan Fedi dalam Menghidupkan Arman

Untuk memerankan karakter ini, Fedi melakukan diskusi intens dengan psikolog guna memahami lebih dalam psikologi seseorang yang mengalami duka berat.

Empatinya terhadap Arman membuat Fedi benar-benar terlibat secara emosional dalam film ini.

“Bagaimana hidup dalam bayang-bayang cinta terhadap pasangan yang sudah tiada, itu tidak mudah. Saya mencoba mendalami perjuangan Arman untuk menerima kenyataan dan melanjutkan hidup,” tutupnya.

Film 1 Imam 2 Makmum bukan hanya menawarkan drama yang penuh emosi, tetapi juga menjadi cerminan perjuangan manusia untuk mengatasi rasa kehilangan dan berdamai dengan masa lalu.

Dengan kedalaman cerita dan akting Fedi Nuril yang totalitas, film ini menjadi salah satu yang layak dinantikan di layar lebar.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!