Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, menekankan pentingnya sinergi antara pesantren dan politik dalam membangun kesejahteraan umat.
Pernyataan ini Bahlil Lahadalia sampaikan saat ia melakukan Safari Ramadan di Pondok Pesantren Darussalam, Kabupaten Ciamis, Sabtu (15/3/2025).
Dalam kunjungannya, Bahlil menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membentuk moral dan intelektualitas generasi muda, yang pada akhirnya akan berdampak pada pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, keterlibatan pesantren dalam dunia politik bukan hanya penting.
Tetapi juga sebuah kebutuhan untuk memastikan bahwa kebijakan pemerintah sejalan dengan nilai-nilai keislaman dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sambutannya, Bahlil Lahadalia menyoroti betapa besar kontribusi pesantren dalam membentuk karakter bangsa.
Bahlil menuturkan, pesantren bukan hanya tempat pendidikan agama, tetapi juga pusat pembentukan pemimpin yang memiliki integritas dan kepedulian terhadap rakyat.
“Oleh karena itu, pesantren harus lebih aktif berkontribusi dalam kebijakan publik dan politik nasional,” ujar Bahlil.
Menurutnya, politik yang dijalankan dengan niat baik dan semangat perjuangan untuk kepentingan umat akan menghasilkan kebijakan yang berpihak kepada rakyat, khususnya dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan kesejahteraan sosial.
Bahlil juga menyinggung peran Partai Golkar dalam pemerintahan, terutama setelah berhasil meraih kursi terbanyak di DPR RI pada Pemilu 2024.
Kepercayaan masyarakat terhadap Golkar, menurutnya, menjadi tanggung jawab besar bagi partai untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat, termasuk komunitas pesantren.
Dalam acara tersebut, sejumlah petinggi Partai Golkar turut hadir, termasuk Wakil Ketua Umum Golkar, Ace Hasan Syadzily, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Jawa Barat.
Hal ini menunjukkan keseriusan Golkar dalam membangun komunikasi yang lebih erat dengan pesantren.
Menurut Bahlil Lahadalia, Golkar memahami bahwa pesantren adalah kekuatan besar dalam masyarakat.
Oleh karena itu, kata Bahlil, ia ingin pesantren juga memiliki peran dalam kebijakan politik, karena banyak keputusan penting yang diambil melalui jalur politik.
Ia juga mengajak para santri untuk tidak ragu berkiprah dalam dunia politik.
Alasannya karena dengan semakin banyaknya lulusan pesantren yang terjun ke dunia kebijakan publik, maka semakin besar pula peluang untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih adil dan berpihak kepada rakyat.
Santri yang memiliki ilmu agama yang kuat dan wawasan kebangsaan yang luas akan menjadi pemimpin yang amanah.
“Jika pesantren aktif dalam politik, maka nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin akan semakin kuat dalam pemerintahan,” tambahnya.
Selain menyoroti pentingnya keterlibatan pesantren dalam politik, Bahlil juga membahas kebijakan pro-rakyat, terutama dalam hal subsidi energi.
Ia menegaskan bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran besar untuk subsidi BBM, listrik, dan LPG, yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat.
Namun, ia mengingatkan bahwa subsidi ini harus diawasi agar benar-benar sampai kepada rakyat yang berhak.
Tugas semua, kata Bahlil, termasuk komunitas pesantren, adalah memastikan bahwa kebijakan pemerintah benar-benar bermanfaat bagi masyarakat luas.
“Politik yang baik adalah politik yang berpihak kepada rakyat,” tegas Bahlil Lahadalia.
Dalam kesempatan ini, Bahlil juga berbagi kisah inspiratif tentang perjalanan hidupnya.
Ia bercerita bagaimana ia yang berasal dari keluarga sederhana di Papua bisa berjuang hingga mencapai posisi sebagai pengusaha sukses dan pejabat negara.
“Saya lahir dari keluarga buruh bangunan. Saya tahu rasanya hidup dalam keterbatasan,” katanya.
Tetapi ia juga percaya bahwa dengan ilmu, kerja keras, dan keberanian untuk terjun ke dunia kebijakan, bisa mengubah nasib banyak orang.
Pesan ini disampaikan Bahlil Lahadalia untuk memberikan motivasi kepada para santri agar tidak takut bermimpi besar dan berani berkontribusi untuk bangsa, termasuk melalui jalur politik.