Bali Percepat Vaksinasi HPV untuk Cegah Kanker Serviks pada Siswa

56 / 100 Skor SEO

Kanker serviks (kanker leher rahim) menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan angka kematian yang tinggi di kalangan perempuan.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker kedua paling banyak ditemui di Indonesia, dengan jumlah kasus yang terus meningkat.

Hingga tahun 2022, tercatat sebanyak 36.964 kasus baru kanker serviks di Indonesia, menjadikannya salah satu penyakit paling berisiko bagi perempuan.

Salah satu alasan tingginya angka kematian akibat kanker serviks adalah keterlambatan dalam deteksi.

Sebagian besar pasien baru menyadari mereka mengidap kanker leher rahim pada stadium lanjut, di mana pengobatan sudah lebih sulit dan kemungkinan kesembuhan semakin kecil.

Faktanya, sekitar 50 persen perempuan yang didiagnosis menderita kanker serviks meninggal dunia, sebuah angka yang sangat mengkhawatirkan.

Namun, meskipun penyakit ini tergolong mematikan, kanker serviks sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu cara pencegahan yang paling efektif adalah dengan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks.

Vaksinasi ini tidak hanya dapat mencegah infeksi HPV, tetapi juga mengurangi risiko seseorang mengembangkan kanker serviks di masa depan.

Untuk itulah, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengintensifkan program vaksinasi HPV di kalangan anak perempuan usia 11 hingga 12 tahun, yang setara dengan siswa kelas 5 dan 6 SD.

Program vaksinasi HPV ini telah terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), sebuah upaya untuk mempermudah akses vaksinasi di sekolah-sekolah.

Dalam hal ini, Bali menjadi salah satu provinsi yang berhasil meningkatkan cakupan imunisasi HPV dengan cukup baik.

Meskipun demikian, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, mengingatkan bahwa masih ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama dalam hal sosialisasi kepada masyarakat. “Sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu tantangan yang perlu kita atasi bersama,” ungkapnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, Dinas Kesehatan Bali berkomitmen untuk mempercepat cakupan imunisasi HPV di seluruh kabupaten dan kota di Bali.

Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr. I Nyoman Gede Anom, menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya koordinasi yang baik di tingkat kabupaten/kota.

“Kami akan memastikan agar program ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga cakupan vaksinasi di Bali dapat tinggi dan merata di semua wilayah,” ujarnya.

Sebagai langkah awal dalam upaya kejar vaksinasi HPV di Bali, puluhan siswi kelas IX SMP Dwijendra Denpasar pada Rabu, 11 Desember 2024, menerima imunisasi HPV.

Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari edukasi tentang kanker serviks yang diberikan kepada para siswa, guna meningkatkan kesadaran mereka mengenai pentingnya pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Bali dapat menjadi contoh provinsi yang berhasil menekan angka kematian akibat kanker serviks, sekaligus mengurangi beban kesehatan masyarakat.

Program vaksinasi ini memberikan harapan baru bagi generasi mendatang untuk dapat terhindar dari risiko kanker serviks yang mematikan.

56 / 100 Skor SEO

Kanker serviks (kanker leher rahim) menjadi salah satu masalah kesehatan utama di Indonesia, dengan angka kematian yang tinggi di kalangan perempuan.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa kanker serviks adalah jenis kanker kedua paling banyak ditemui di Indonesia, dengan jumlah kasus yang terus meningkat.

Hingga tahun 2022, tercatat sebanyak 36.964 kasus baru kanker serviks di Indonesia, menjadikannya salah satu penyakit paling berisiko bagi perempuan.

Salah satu alasan tingginya angka kematian akibat kanker serviks adalah keterlambatan dalam deteksi.

Sebagian besar pasien baru menyadari mereka mengidap kanker leher rahim pada stadium lanjut, di mana pengobatan sudah lebih sulit dan kemungkinan kesembuhan semakin kecil.

Faktanya, sekitar 50 persen perempuan yang didiagnosis menderita kanker serviks meninggal dunia, sebuah angka yang sangat mengkhawatirkan.

Namun, meskipun penyakit ini tergolong mematikan, kanker serviks sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu cara pencegahan yang paling efektif adalah dengan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), penyebab utama kanker serviks.

Vaksinasi ini tidak hanya dapat mencegah infeksi HPV, tetapi juga mengurangi risiko seseorang mengembangkan kanker serviks di masa depan.

Untuk itulah, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengintensifkan program vaksinasi HPV di kalangan anak perempuan usia 11 hingga 12 tahun, yang setara dengan siswa kelas 5 dan 6 SD.

Program vaksinasi HPV ini telah terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), sebuah upaya untuk mempermudah akses vaksinasi di sekolah-sekolah.

Dalam hal ini, Bali menjadi salah satu provinsi yang berhasil meningkatkan cakupan imunisasi HPV dengan cukup baik.

Meskipun demikian, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, mengingatkan bahwa masih ada tantangan besar yang harus dihadapi, terutama dalam hal sosialisasi kepada masyarakat. “Sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu tantangan yang perlu kita atasi bersama,” ungkapnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, Dinas Kesehatan Bali berkomitmen untuk mempercepat cakupan imunisasi HPV di seluruh kabupaten dan kota di Bali.

Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr. I Nyoman Gede Anom, menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya koordinasi yang baik di tingkat kabupaten/kota.

“Kami akan memastikan agar program ini dapat terlaksana dengan baik, sehingga cakupan vaksinasi di Bali dapat tinggi dan merata di semua wilayah,” ujarnya.

Sebagai langkah awal dalam upaya kejar vaksinasi HPV di Bali, puluhan siswi kelas IX SMP Dwijendra Denpasar pada Rabu, 11 Desember 2024, menerima imunisasi HPV.

Kegiatan ini sekaligus menjadi bagian dari edukasi tentang kanker serviks yang diberikan kepada para siswa, guna meningkatkan kesadaran mereka mengenai pentingnya pencegahan kanker serviks melalui vaksinasi.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Bali dapat menjadi contoh provinsi yang berhasil menekan angka kematian akibat kanker serviks, sekaligus mengurangi beban kesehatan masyarakat.

Program vaksinasi ini memberikan harapan baru bagi generasi mendatang untuk dapat terhindar dari risiko kanker serviks yang mematikan.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!