Anggota DPRD Ciamis dari Komisi D dan Fraksi PAN, Asep Rahmat, S.H., MM, menggelar reses di dua desa, Handapherang dan Pamalayan, Kamis (13/02/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Asep Rahmat menerima beragam aspirasi dari masyarakat yang mencakup isu-isu penting seperti kesehatan, pendidikan, pertanian, infrastruktur pengairan, hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Saat sesi reses di Aula Desa Handapherang, seorang pemuda bernama Ferry mempertanyakan kebijakan Pemkab Ciamis yang menghapus program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) Waluya per Januari 2025.
Menurutnya, kebijakan ini membebani masyarakat yang sebelumnya mengandalkan layanan kesehatan tersebut.
Selain itu, Ferry juga menyinggung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dinanti-nantikan oleh anak-anak.
“Anak saya sering bertanya, kapan bisa mendapatkan Makan Bergizi Gratis seperti anak-anak lain di Indonesia?” ungkapnya.
Tak hanya itu, seorang guru madrasah di desa tersebut mengeluhkan minimnya insentif bagi para tenaga pendidik madrasah.
Mereka berharap Pemkab Ciamis bisa memberikan perhatian lebih terhadap kesejahteraan guru madrasah yang berperan penting dalam pendidikan keagamaan.
Dalam sesi reses berikutnya di Desa Pamalayan, masalah infrastruktur pertanian menjadi sorotan utama.
Seorang petani bernama Emo mengeluhkan sistem irigasi yang belum memadai, terutama karena lahan pertanian di Pamalayan masih bergantung pada hujan.
Ia berharap cadangan air dari Bendungan Leuwi Keris bisa dimanfaatkan untuk pertanian di desanya.
Di sisi lain, seorang anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) menanyakan program pemberdayaan pertanian yang bisa diberikan kepada kelompoknya.
Masyarakat juga menyoroti minimnya perhatian terhadap pengembangan seni dan budaya lokal, yang seharusnya bisa dikaitkan dengan sektor pariwisata untuk meningkatkan perekonomian daerah.
Menanggapi berbagai pertanyaan tersebut, Asep Rahmat dengan cermat mencatat setiap keluhan yang disampaikan.
Ia menjelaskan bahwa program MBG masih dalam tahap pembangunan Sentra Produksi Pangan Gizi (SPPG), dan masyarakat diminta bersabar karena ada tahapan yang harus diselesaikan.
“Komitmen pemerintah pusat dan daerah terhadap MBG sangat jelas. Hanya tinggal menunggu waktu pelaksanaannya,” ujarnya.
Untuk isu pertanian dan irigasi, Asep mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan anggota Komisi IV DPR RI, Ir. Herry Dermawan, terkait pemberdayaan program bagi kelompok tani.
Ia juga akan membahas persoalan irigasi dengan Pemkab Ciamis dan mengusulkannya ke Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy sebagai pengelola Bendungan Leuwi Keris.
Dalam bidang seni dan budaya, Asep menekankan pentingnya mengintegrasikan pengembangan seni dengan sektor pariwisata agar memiliki dampak ekonomi yang lebih luas.
“Pemberdayaan seni dan budaya harus dikaitkan dengan ekosistem pariwisata agar bisa menjadi sumber pendapatan bagi daerah,” katanya.
Terkait permasalahan BPJS, Asep menyarankan warga yang mengalami kendala dalam kepengurusan untuk menghubungi tenaga ahli Fraksi PAN, Eka Muntaha, yang siap membantu.
Asep menegaskan bahwa semua masukan dan keluhan dari masyarakat akan diinventarisasi dalam Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) untuk diperjuangkan lebih lanjut.
“Sebagai anggota dewan, ini adalah tugas kami untuk menyuarakan dan memperjuangkan aspirasi masyarakat. Namun tentu dengan mempertimbangkan aspek prioritas pembangunan daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Eka Muntaha menambahkan bahwa reses merupakan momen penting bagi anggota dewan dalam menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
“Reses adalah bentuk akuntabilitas publik. Ada masalah yang bisa langsung dicari solusinya, tapi ada juga yang harus melalui proses kebijakan di tingkat Pemkab. Tugas kami adalah menampung dan menginventarisasi aspirasi ini,” paparnya.
Reses yang digelar di dua desa ini berlangsung dinamis dan interaktif.
Acara ini dihadiri oleh kepala desa beserta perangkatnya, pimpinan lembaga desa seperti BPD dan LPM, serta pengurus Karang Taruna setempat.
Turut hadir pula Babinsa dan Bhabinkamtibmas yang menyaksikan jalannya diskusi.
Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa reses kali ini berlangsung dengan penuh semangat kekeluargaan.
“Reses Pak Asep Rahmat terasa hidup dan dialogis. Forum ini benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menyampaikan aspirasi,” ujarnya.
Di Desa Handapherang, suasana semakin cair ketika seorang peserta secara spontan menyebut bahwa Asep Rahmat memiliki kemiripan dengan Ketua PAN sekaligus Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan.
Pernyataan tersebut disambut gelak tawa oleh peserta reses, menambah kehangatan dalam diskusi.
Dengan berbagai masukan yang diterima, Asep Rahmat berkomitmen untuk terus memperjuangkan kepentingan masyarakat, memastikan bahwa setiap keluhan yang disampaikan tidak hanya didengar, tetapi juga ditindaklanjuti secara nyata.