Agus Buntung Bantah Tuduhan Pelecehan, Klaim Hubungan Suka Sama Suka

57 / 100 Skor SEO

Kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama IWAS alias Agus Buntung kembali menjadi sorotan.

Tersangka secara tegas membantah tuduhan telah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi berinisial MAP.

Ia mengklaim bahwa hubungan yang terjadi di antara mereka dilakukan atas dasar suka sama suka.

Dalam pernyataannya yang dikutip dari Lombok Post pada Rabu (4/12), Agus menyatakan kebingungannya atas laporan yang baru dilayangkan MAP. “Kenapa dilaporkan sekarang? Kenapa tidak dari dulu? Saya tidak ingin berbicara lebih banyak agar tidak salah ngomong,” ungkapnya.

Agus, seorang penyandang disabilitas tunadaksa, mengakui bahwa ia dan MAP pernah melakukan hubungan badan di sebuah homestay.

Namun, ia menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan tanpa paksaan. “Kami suka sama suka. Mungkin karena dia ditekan pacarnya, makanya dia melaporkan ini ke Polda NTB,” katanya.

Agus juga menjelaskan kronologi awal perkenalannya dengan MAP, yang bermula di Teras Udayana. Saat itu, Agus meminta tolong agar diantar ke kampus.

Namun, ia mengklaim bahwa justru MAP yang mengajaknya ke homestay, tempat di mana hubungan badan itu terjadi. “Dia yang buka pintu, dia yang bukakan celana saya, dan pasangin lagi. Saya pertama kali berhubungan (badan) dengan dia. Tidak ada imbalan sama sekali,” ujar Agus.

Di sisi lain, kasus ini terus berkembang dengan adanya pengakuan dari sepuluh orang lainnya yang menyatakan menjadi korban pelecehan seksual oleh Agus.

Ade Lativa, perwakilan dari organisasi Senyumpuan yang mendampingi para korban, menyoroti perubahan pernyataan Agus yang dinilainya tidak konsisten.

“Awalnya dia mengatakan tidak pernah memperkosa dan merasa sebagai korban. Sekarang dia menyebut hubungan itu suka sama suka,” ungkap Ade. Ia juga menyoroti tekanan yang dialami para korban akibat respons negatif warganet.

Menurut Ade, para korban kini bersatu dengan dukungan dari organisasi Senyumpuan untuk mengungkap kebenaran. “Kami yakin semua akan terbuka. Kami akan terus mendampingi para korban hingga mereka mendapatkan keadilan,” tegasnya.

Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian, sementara tekanan publik terus meningkat untuk memberikan keadilan bagi para korban.

57 / 100 Skor SEO

Kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret nama IWAS alias Agus Buntung kembali menjadi sorotan.

Tersangka secara tegas membantah tuduhan telah melakukan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi berinisial MAP.

Ia mengklaim bahwa hubungan yang terjadi di antara mereka dilakukan atas dasar suka sama suka.

Dalam pernyataannya yang dikutip dari Lombok Post pada Rabu (4/12), Agus menyatakan kebingungannya atas laporan yang baru dilayangkan MAP. “Kenapa dilaporkan sekarang? Kenapa tidak dari dulu? Saya tidak ingin berbicara lebih banyak agar tidak salah ngomong,” ungkapnya.

Agus, seorang penyandang disabilitas tunadaksa, mengakui bahwa ia dan MAP pernah melakukan hubungan badan di sebuah homestay.

Namun, ia menegaskan bahwa tindakan tersebut dilakukan tanpa paksaan. “Kami suka sama suka. Mungkin karena dia ditekan pacarnya, makanya dia melaporkan ini ke Polda NTB,” katanya.

Agus juga menjelaskan kronologi awal perkenalannya dengan MAP, yang bermula di Teras Udayana. Saat itu, Agus meminta tolong agar diantar ke kampus.

Namun, ia mengklaim bahwa justru MAP yang mengajaknya ke homestay, tempat di mana hubungan badan itu terjadi. “Dia yang buka pintu, dia yang bukakan celana saya, dan pasangin lagi. Saya pertama kali berhubungan (badan) dengan dia. Tidak ada imbalan sama sekali,” ujar Agus.

Di sisi lain, kasus ini terus berkembang dengan adanya pengakuan dari sepuluh orang lainnya yang menyatakan menjadi korban pelecehan seksual oleh Agus.

Ade Lativa, perwakilan dari organisasi Senyumpuan yang mendampingi para korban, menyoroti perubahan pernyataan Agus yang dinilainya tidak konsisten.

“Awalnya dia mengatakan tidak pernah memperkosa dan merasa sebagai korban. Sekarang dia menyebut hubungan itu suka sama suka,” ungkap Ade. Ia juga menyoroti tekanan yang dialami para korban akibat respons negatif warganet.

Menurut Ade, para korban kini bersatu dengan dukungan dari organisasi Senyumpuan untuk mengungkap kebenaran. “Kami yakin semua akan terbuka. Kami akan terus mendampingi para korban hingga mereka mendapatkan keadilan,” tegasnya.

Kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian, sementara tekanan publik terus meningkat untuk memberikan keadilan bagi para korban.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!