Sanitasi yang Buruk Berpotensi Sebabkan Stunting dan Penurunan Kecerdasan

62 / 100 Skor SEO

Sanitasi yang buruk, terutama kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS), dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat.

Selain menyebabkan berbagai penyakit, praktik ini juga berkontribusi pada kasus stunting serta penurunan kecerdasan, terutama pada anak-anak.

Staf Kesehatan Lingkungan (Kesling) Bidang P2K Dinkes Ciamis, Ii Sumarni, M.Mk, menekankan, kebiasaan BABS dapat menyebabkan penyebaran bakteri Escherichia coli (E. coli), yang mencemari sumber air.

Menurutnya, jika air yang sudah terkontaminasi E. coli dikonsumsi, maka akan menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare dan infeksi usus.

“Pada anak-anak, kondisi ini bisa berujung pada stunting karena tubuh mereka tidak mendapatkan nutrisi yang cukup akibat gangguan penyerapan makanan,” jelas Ii Sumarni, Kamis (23/01/2025), di ruang kerjanya.

Lebih lanjut, Ii juga mengungkapkan bahaya lain dari kebiasaan BABS di sungai atau kolam.

Limbah manusia yang masuk ke dalam air dapat membawa telur cacing yang kemudian masuk ke dalam tubuh ikan.

Jika ikan tersebut dikonsumsi tanpa pengolahan yang benar, maka telur cacing bisa masuk ke dalam tubuh manusia.

“Ini sangat berbahaya. Infeksi cacingan akibat konsumsi ikan yang terkontaminasi bisa berdampak pada sistem saraf dan otak, yang akhirnya menyebabkan penurunan kecerdasan. Hal ini sudah terbukti secara ilmiah,” tambahnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinkes Ciamis terus menggalakkan Program Open Defecation Free (ODF), yakni gerakan yang bertujuan menghapus kebiasaan BABS di masyarakat.

Sosialisasi mengenai pentingnya sanitasi yang baik terus dilakukan di berbagai lapisan masyarakat agar kesadaran akan dampak buruk BABS semakin meningkat.

“ODF bertujuan untuk mencegah stunting dan penurunan kecerdasan. Oleh karena itu, setiap elemen masyarakat harus berperan aktif dalam mendukung program ini,” ujar Ii Sumarni.

Selain Dinkes, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ciamis, melalui Bidang Cipta Karya, turut berkontribusi dalam peningkatan sanitasi dengan membangun fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) serta septic tank di berbagai daerah.

Program ini dilaksanakan melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) agar pembangunan sarana sanitasi lebih merata.

Salah satu KSM, yakni KSM Galuh Berseka Kelurahan Ciamis, berhasil membangun toilet dan septic tank bagi sekitar 80 warga di Kelurahan Ciamis sepanjang tahun 2024.

Namun, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai.

Mengingat masih adanya daerah yang belum terjangkau oleh program ini, kesinambungan dan peningkatan cakupan program sanitasi menjadi hal yang sangat penting.

Dengan upaya yang terus-menerus, diharapkan angka stunting dan kasus infeksi akibat sanitasi buruk dapat ditekan secara signifikan.

Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi juga harus terus digalakkan agar pola pikir dan kebiasaan buruk seperti BABS bisa benar-benar ditinggalkan.

Dengan sanitasi yang baik, kualitas kesehatan masyarakat akan meningkat, dan generasi mendatang bisa tumbuh lebih sehat serta cerdas.

62 / 100 Skor SEO

Sanitasi yang buruk, terutama kebiasaan buang air besar sembarangan (BABS), dapat memberikan dampak serius terhadap kesehatan masyarakat.

Selain menyebabkan berbagai penyakit, praktik ini juga berkontribusi pada kasus stunting serta penurunan kecerdasan, terutama pada anak-anak.

Staf Kesehatan Lingkungan (Kesling) Bidang P2K Dinkes Ciamis, Ii Sumarni, M.Mk, menekankan, kebiasaan BABS dapat menyebabkan penyebaran bakteri Escherichia coli (E. coli), yang mencemari sumber air.

Menurutnya, jika air yang sudah terkontaminasi E. coli dikonsumsi, maka akan menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare dan infeksi usus.

“Pada anak-anak, kondisi ini bisa berujung pada stunting karena tubuh mereka tidak mendapatkan nutrisi yang cukup akibat gangguan penyerapan makanan,” jelas Ii Sumarni, Kamis (23/01/2025), di ruang kerjanya.

Lebih lanjut, Ii juga mengungkapkan bahaya lain dari kebiasaan BABS di sungai atau kolam.

Limbah manusia yang masuk ke dalam air dapat membawa telur cacing yang kemudian masuk ke dalam tubuh ikan.

Jika ikan tersebut dikonsumsi tanpa pengolahan yang benar, maka telur cacing bisa masuk ke dalam tubuh manusia.

“Ini sangat berbahaya. Infeksi cacingan akibat konsumsi ikan yang terkontaminasi bisa berdampak pada sistem saraf dan otak, yang akhirnya menyebabkan penurunan kecerdasan. Hal ini sudah terbukti secara ilmiah,” tambahnya.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Dinkes Ciamis terus menggalakkan Program Open Defecation Free (ODF), yakni gerakan yang bertujuan menghapus kebiasaan BABS di masyarakat.

Sosialisasi mengenai pentingnya sanitasi yang baik terus dilakukan di berbagai lapisan masyarakat agar kesadaran akan dampak buruk BABS semakin meningkat.

“ODF bertujuan untuk mencegah stunting dan penurunan kecerdasan. Oleh karena itu, setiap elemen masyarakat harus berperan aktif dalam mendukung program ini,” ujar Ii Sumarni.

Selain Dinkes, Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ciamis, melalui Bidang Cipta Karya, turut berkontribusi dalam peningkatan sanitasi dengan membangun fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) serta septic tank di berbagai daerah.

Program ini dilaksanakan melalui Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) agar pembangunan sarana sanitasi lebih merata.

Salah satu KSM, yakni KSM Galuh Berseka Kelurahan Ciamis, berhasil membangun toilet dan septic tank bagi sekitar 80 warga di Kelurahan Ciamis sepanjang tahun 2024.

Namun, masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan akses terhadap fasilitas sanitasi yang memadai.

Mengingat masih adanya daerah yang belum terjangkau oleh program ini, kesinambungan dan peningkatan cakupan program sanitasi menjadi hal yang sangat penting.

Dengan upaya yang terus-menerus, diharapkan angka stunting dan kasus infeksi akibat sanitasi buruk dapat ditekan secara signifikan.

Edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan sanitasi juga harus terus digalakkan agar pola pikir dan kebiasaan buruk seperti BABS bisa benar-benar ditinggalkan.

Dengan sanitasi yang baik, kualitas kesehatan masyarakat akan meningkat, dan generasi mendatang bisa tumbuh lebih sehat serta cerdas.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!