1.000 Tentara Korea Utara Jadi Korban Perang Rusia-Ukraina

64 / 100 Skor SEO

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas, bahkan hingga melibatkan negara-negara lain secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam perkembangan terbaru, lebih dari 1.000 tentara Korea Utara dilaporkan menjadi korban, baik tewas maupun terluka, dalam konflik tersebut.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan pada Senin (23/12/2024).

Keterlibatan Korea Utara dalam Konflik

Menurut laporan intelijen Seoul, Korea Utara telah mengirim ribuan tentara untuk mendukung militer Rusia.

Pasukan ini dikerahkan ke berbagai medan perang, termasuk wilayah perbatasan Kursk, yang sempat dikuasai pasukan Ukraina awal tahun ini.

“Melalui berbagai sumber informasi dan intelijen, kami menilai bahwa pasukan Korea Utara yang baru-baru ini terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina telah menderita sekitar 1.100 korban,” ujar JCS dalam pernyataan resminya, seperti dilansir kantor berita AFP.

Selain itu, setidaknya 100 tentara Korea Utara telah tewas sejak mereka mulai aktif bertempur pada Desember 2024.

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan intensitas pertempuran di medan perang.

Dukungan Logistik dan Teknologi Militer

Korea Utara tidak hanya memberikan dukungan berupa pasukan, tetapi juga menyuplai peralatan militer kepada Rusia.

JCS melaporkan bahwa Pyongyang telah mengirim peluncur roket 240 mm, artileri, dan drone penghancur diri untuk membantu Moskow menghadapi Ukraina.

Badan intelijen Seoul juga mencatat bahwa Korea Utara berupaya memanfaatkan pengalaman tempur dalam perang ini untuk memodernisasi kemampuan perang konvensionalnya.

Langkah ini dianggap sebagai upaya strategis yang dapat meningkatkan ancaman militer Pyongyang terhadap negara-negara tetangganya, termasuk Korea Selatan.

“Kami khawatir hal ini dapat menyebabkan peningkatan ancaman militer Korea Utara terhadap kita di masa mendatang,” kata JCS.

Manfaat Timbal Balik dari Rusia

Laporan intelijen juga menunjukkan adanya kemungkinan bahwa Rusia memberikan imbalan strategis atas kontribusi militer Korea Utara.

Salah satunya adalah modernisasi persenjataan konvensional milik Pyongyang.

Dukungan ini, jika benar, akan memberikan keuntungan besar bagi Korea Utara dalam meningkatkan kapasitas militernya di tengah isolasi internasional yang terus membatasi aksesnya terhadap teknologi pertahanan.

Implikasi Global

Keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina menambah dimensi baru dalam konflik yang sudah kompleks ini.

Dukungan militer dari Pyongyang mencerminkan kedekatan strategis antara Korea Utara dan Rusia di tengah tekanan internasional terhadap keduanya.

Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran di kawasan Asia Timur, terutama bagi Korea Selatan dan Jepang, yang berada dalam jangkauan ancaman militer Korea Utara.

Situasi ini diperkirakan akan memicu reaksi lebih tegas dari negara-negara tersebut, termasuk dalam memperkuat aliansi militer mereka dengan Amerika Serikat.

Peringatan bagi Korea Selatan

Militer Korea Selatan menegaskan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, termasuk kemungkinan pengerahan tambahan tentara Korea Utara ke medan perang Rusia-Ukraina.

“Kami akan meningkatkan kewaspadaan dan terus mengembangkan strategi untuk menghadapi ancaman militer yang berkembang dari Korea Utara,” pungkas JCS.

Hingga kini, konflik Rusia-Ukraina terus berlangsung dengan korban jiwa yang semakin bertambah, dan keterlibatan aktor eksternal seperti Korea Utara semakin memperumit dinamika geopolitik global.

64 / 100 Skor SEO

Perang antara Rusia dan Ukraina terus membawa dampak luas, bahkan hingga melibatkan negara-negara lain secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam perkembangan terbaru, lebih dari 1.000 tentara Korea Utara dilaporkan menjadi korban, baik tewas maupun terluka, dalam konflik tersebut.

Informasi ini disampaikan oleh Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan pada Senin (23/12/2024).

Keterlibatan Korea Utara dalam Konflik

Menurut laporan intelijen Seoul, Korea Utara telah mengirim ribuan tentara untuk mendukung militer Rusia.

Pasukan ini dikerahkan ke berbagai medan perang, termasuk wilayah perbatasan Kursk, yang sempat dikuasai pasukan Ukraina awal tahun ini.

“Melalui berbagai sumber informasi dan intelijen, kami menilai bahwa pasukan Korea Utara yang baru-baru ini terlibat dalam pertempuran dengan pasukan Ukraina telah menderita sekitar 1.100 korban,” ujar JCS dalam pernyataan resminya, seperti dilansir kantor berita AFP.

Selain itu, setidaknya 100 tentara Korea Utara telah tewas sejak mereka mulai aktif bertempur pada Desember 2024.

Angka ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan intensitas pertempuran di medan perang.

Dukungan Logistik dan Teknologi Militer

Korea Utara tidak hanya memberikan dukungan berupa pasukan, tetapi juga menyuplai peralatan militer kepada Rusia.

JCS melaporkan bahwa Pyongyang telah mengirim peluncur roket 240 mm, artileri, dan drone penghancur diri untuk membantu Moskow menghadapi Ukraina.

Badan intelijen Seoul juga mencatat bahwa Korea Utara berupaya memanfaatkan pengalaman tempur dalam perang ini untuk memodernisasi kemampuan perang konvensionalnya.

Langkah ini dianggap sebagai upaya strategis yang dapat meningkatkan ancaman militer Pyongyang terhadap negara-negara tetangganya, termasuk Korea Selatan.

“Kami khawatir hal ini dapat menyebabkan peningkatan ancaman militer Korea Utara terhadap kita di masa mendatang,” kata JCS.

Manfaat Timbal Balik dari Rusia

Laporan intelijen juga menunjukkan adanya kemungkinan bahwa Rusia memberikan imbalan strategis atas kontribusi militer Korea Utara.

Salah satunya adalah modernisasi persenjataan konvensional milik Pyongyang.

Dukungan ini, jika benar, akan memberikan keuntungan besar bagi Korea Utara dalam meningkatkan kapasitas militernya di tengah isolasi internasional yang terus membatasi aksesnya terhadap teknologi pertahanan.

Implikasi Global

Keterlibatan Korea Utara dalam perang Rusia-Ukraina menambah dimensi baru dalam konflik yang sudah kompleks ini.

Dukungan militer dari Pyongyang mencerminkan kedekatan strategis antara Korea Utara dan Rusia di tengah tekanan internasional terhadap keduanya.

Namun, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran di kawasan Asia Timur, terutama bagi Korea Selatan dan Jepang, yang berada dalam jangkauan ancaman militer Korea Utara.

Situasi ini diperkirakan akan memicu reaksi lebih tegas dari negara-negara tersebut, termasuk dalam memperkuat aliansi militer mereka dengan Amerika Serikat.

Peringatan bagi Korea Selatan

Militer Korea Selatan menegaskan bahwa mereka akan terus memantau perkembangan ini dengan cermat, termasuk kemungkinan pengerahan tambahan tentara Korea Utara ke medan perang Rusia-Ukraina.

“Kami akan meningkatkan kewaspadaan dan terus mengembangkan strategi untuk menghadapi ancaman militer yang berkembang dari Korea Utara,” pungkas JCS.

Hingga kini, konflik Rusia-Ukraina terus berlangsung dengan korban jiwa yang semakin bertambah, dan keterlibatan aktor eksternal seperti Korea Utara semakin memperumit dinamika geopolitik global.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!