BRICS Tegaskan Tak Ada Agenda Lemahkan Dolar AS

64 / 100 Skor SEO

Negara-negara yang tergabung dalam kelompok ekonomi BRICS menegaskan bahwa mereka tidak memiliki agenda untuk melemahkan dolar AS meskipun sedang mempertimbangkan penerbitan mata uang khusus.

Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, dalam sebuah acara di Doha, Qatar, pada Sabtu (7/12/2024).

“BRICS sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk melemahkan dolar AS,” ujar Jaishankar sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara BRICS dan Amerika Serikat, terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara anggota BRICS—yang meliputi ekonomi utama seperti India, Rusia, dan China. Trump menuntut agar BRICS tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang alternatif yang dapat mengancam dominasi dolar dalam perdagangan global.

Melalui platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa jika tuntutannya tidak dipenuhi, ia akan menerapkan tarif impor hingga 100% terhadap produk dari negara-negara anggota BRICS.

“Kami memerlukan komitmen dari BRICS bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang dapat menggantikan dolar AS. Jika tidak, mereka harus siap menghadapi tarif 100% dan kehilangan akses ke pasar AS,” tulis Trump dalam pernyataan yang juga dilaporkan oleh CNN pada Minggu (8/12/2024).

Langkah BRICS yang mempertimbangkan mata uang khusus ini sebenarnya bukan bertujuan untuk menantang dolar AS secara langsung.

Sebaliknya, inisiatif tersebut merupakan upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi di antara anggota, mengurangi ketergantungan pada mata uang tunggal, dan menciptakan stabilitas dalam perdagangan multilateral.

Sementara itu, ancaman tarif impor yang dilontarkan Trump menambah ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan BRICS.

Para pengamat menilai bahwa langkah agresif Trump tersebut bertujuan untuk mempertahankan posisi dominan dolar AS di tengah perubahan dinamika ekonomi global.

Hingga saat ini, tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari negara-negara anggota BRICS terkait rencana mata uang baru, namun pernyataan Jaishankar memberikan sinyal bahwa kerja sama ekonomi di antara anggota BRICS tidak bertujuan untuk mempolarisasi sistem keuangan global, melainkan untuk mencari jalan keluar atas tantangan ekonomi bersama.

64 / 100 Skor SEO

Negara-negara yang tergabung dalam kelompok ekonomi BRICS menegaskan bahwa mereka tidak memiliki agenda untuk melemahkan dolar AS meskipun sedang mempertimbangkan penerbitan mata uang khusus.

Penegasan ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar, dalam sebuah acara di Doha, Qatar, pada Sabtu (7/12/2024).

“BRICS sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk melemahkan dolar AS,” ujar Jaishankar sebagaimana dilaporkan oleh Reuters.

Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara BRICS dan Amerika Serikat, terutama setelah Presiden AS, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara anggota BRICS—yang meliputi ekonomi utama seperti India, Rusia, dan China. Trump menuntut agar BRICS tidak menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang alternatif yang dapat mengancam dominasi dolar dalam perdagangan global.

Melalui platform media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa jika tuntutannya tidak dipenuhi, ia akan menerapkan tarif impor hingga 100% terhadap produk dari negara-negara anggota BRICS.

“Kami memerlukan komitmen dari BRICS bahwa mereka tidak akan menciptakan mata uang baru atau mendukung mata uang lain yang dapat menggantikan dolar AS. Jika tidak, mereka harus siap menghadapi tarif 100% dan kehilangan akses ke pasar AS,” tulis Trump dalam pernyataan yang juga dilaporkan oleh CNN pada Minggu (8/12/2024).

Langkah BRICS yang mempertimbangkan mata uang khusus ini sebenarnya bukan bertujuan untuk menantang dolar AS secara langsung.

Sebaliknya, inisiatif tersebut merupakan upaya untuk memperkuat kerja sama ekonomi di antara anggota, mengurangi ketergantungan pada mata uang tunggal, dan menciptakan stabilitas dalam perdagangan multilateral.

Sementara itu, ancaman tarif impor yang dilontarkan Trump menambah ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan BRICS.

Para pengamat menilai bahwa langkah agresif Trump tersebut bertujuan untuk mempertahankan posisi dominan dolar AS di tengah perubahan dinamika ekonomi global.

Hingga saat ini, tidak ada konfirmasi lebih lanjut dari negara-negara anggota BRICS terkait rencana mata uang baru, namun pernyataan Jaishankar memberikan sinyal bahwa kerja sama ekonomi di antara anggota BRICS tidak bertujuan untuk mempolarisasi sistem keuangan global, melainkan untuk mencari jalan keluar atas tantangan ekonomi bersama.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!