Camp Century: Pangkalan Rahasia AS Terkubur di Es Greenland

66 / 100 Skor SEO

Dalam penemuan yang mencengangkan, NASA telah menemukan sisa-sisa Camp Century, pangkalan militer rahasia dari era Perang Dingin, terkubur sekitar 30 meter di bawah lapisan es Greenland.

Penemuan ini menambah daftar panjang temuan mengejutkan di kawasan Arktik, mulai dari fosil hewan prasejarah hingga reruntuhan pesawat Perang Dunia II.

Namun, kali ini, yang ditemukan adalah saksi bisu ambisi geopolitik Amerika Serikat di masa lalu.

Dari Penelitian Es ke Rahasia Perang Dingin

Penemuan ini terjadi pada April lalu saat tim ilmuwan NASA, dipimpin Chad Greene, menggunakan radar canggih UAVSAR (Uninhabited Aerial Vehicle Synthetic Aperture Radar) untuk memetakan lapisan es Greenland.

Awalnya, tim hanya mencari data es biasa, tetapi mereka justru mendeteksi struktur geometris aneh yang kemudian diidentifikasi sebagai Camp Century, pangkalan bawah tanah yang dibangun pada tahun 1959 oleh Korps Zeni Angkatan Darat AS.

“Awalnya kami tidak tahu apa itu. Namun, struktur pangkalan itu terlihat jelas dalam citra radar,” ujar Alex Gardner, ilmuwan kriosfer di Jet Propulsion Laboratory NASA, yang juga memimpin penelitian ini.

Sejarah Camp Century: Kota di Bawah Es

Camp Century, dijuluki “kota di bawah es,” dibangun dalam kondisi ekstrem dengan suhu mencapai -70 derajat Celsius dan angin kencang hingga 200 km/jam.

Pangkalan ini terdiri dari 21 terowongan bawah tanah sepanjang total 3 km, termasuk lorong utama bernama Main Street sepanjang 300 meter.

Seluruh material pembangunan, sekitar 6.000 ton, diangkut ke lokasi dengan kereta luncur berat yang memakan waktu hingga 70 jam perjalanan.

Namun, tujuan utama Camp Century bukanlah sekadar penelitian ilmiah. Pangkalan ini merupakan bagian dari Project Iceworm, rencana ambisius untuk menyimpan hingga 600 rudal balistik di bawah es Greenland.

Proyek ini dirancang sebagai langkah strategis Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman nuklir Uni Soviet.

Rencana ini bahkan dirahasiakan dari pemerintah Denmark, yang pada saat itu menguasai Greenland.

Sayangnya, ambisi ini kandas. Ketidakstabilan es dan tantangan teknis lainnya membuat proyek ini dibatalkan pada 1967.

Camp Century kemudian ditinggalkan, meninggalkan jejak sebagai monumen dari era Perang Dingin.

Dampak Lingkungan: Ancaman Limbah Nuklir

Meskipun proyek ini ditinggalkan, sisa-sisanya masih menyimpan ancaman.

Reaktor nuklir yang digunakan untuk mendukung aktivitas di pangkalan hanya beroperasi selama 33 bulan, tetapi selama itu telah menghasilkan lebih dari 47.000 galon limbah nuklir.

Ketika pangkalan ditutup, hanya reaktor yang dipindahkan. Limbah radioaktif, bahan kimia, dan limbah biologis lainnya dibiarkan terkubur di bawah es.

Namun, perubahan iklim mengancam untuk mengungkap kembali warisan ini. Penelitian memproyeksikan bahwa es yang menutupi Camp Century bisa mulai mencair pada tahun 2090, berpotensi melepaskan kontaminasi ke lingkungan sekitar.

“Mereka mengira bahwa semuanya akan tetap terkubur selamanya. Tetapi dengan perubahan iklim, pertanyaan sekarang adalah: apakah semuanya akan tetap di sana?” kata William Colgan, ilmuwan iklim dari York University, Toronto.

Mengingat Jejak Peradaban di Tengah Es

Penemuan Camp Century oleh NASA membuka bab baru dalam sejarah Arktik, mengingatkan dunia akan hubungan kompleks antara ambisi geopolitik dan tantangan lingkungan.

Sementara pangkalan ini adalah simbol dari inovasi teknologi masa lalu, ia juga menjadi pengingat bahwa warisan manusia sering kali memiliki dampak yang jauh melampaui batas waktu yang direncanakan.

Penemuan ini tidak hanya mengungkap rahasia tersembunyi di bawah es Greenland, tetapi juga menyoroti pentingnya memahami dampak jangka panjang dari aktivitas manusia di lingkungan yang rentan.

Apakah Camp Century akan tetap terkubur sebagai fosil sejarah, atau malah menjadi ancaman baru di masa depan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

66 / 100 Skor SEO

Dalam penemuan yang mencengangkan, NASA telah menemukan sisa-sisa Camp Century, pangkalan militer rahasia dari era Perang Dingin, terkubur sekitar 30 meter di bawah lapisan es Greenland.

Penemuan ini menambah daftar panjang temuan mengejutkan di kawasan Arktik, mulai dari fosil hewan prasejarah hingga reruntuhan pesawat Perang Dunia II.

Namun, kali ini, yang ditemukan adalah saksi bisu ambisi geopolitik Amerika Serikat di masa lalu.

Dari Penelitian Es ke Rahasia Perang Dingin

Penemuan ini terjadi pada April lalu saat tim ilmuwan NASA, dipimpin Chad Greene, menggunakan radar canggih UAVSAR (Uninhabited Aerial Vehicle Synthetic Aperture Radar) untuk memetakan lapisan es Greenland.

Awalnya, tim hanya mencari data es biasa, tetapi mereka justru mendeteksi struktur geometris aneh yang kemudian diidentifikasi sebagai Camp Century, pangkalan bawah tanah yang dibangun pada tahun 1959 oleh Korps Zeni Angkatan Darat AS.

“Awalnya kami tidak tahu apa itu. Namun, struktur pangkalan itu terlihat jelas dalam citra radar,” ujar Alex Gardner, ilmuwan kriosfer di Jet Propulsion Laboratory NASA, yang juga memimpin penelitian ini.

Sejarah Camp Century: Kota di Bawah Es

Camp Century, dijuluki “kota di bawah es,” dibangun dalam kondisi ekstrem dengan suhu mencapai -70 derajat Celsius dan angin kencang hingga 200 km/jam.

Pangkalan ini terdiri dari 21 terowongan bawah tanah sepanjang total 3 km, termasuk lorong utama bernama Main Street sepanjang 300 meter.

Seluruh material pembangunan, sekitar 6.000 ton, diangkut ke lokasi dengan kereta luncur berat yang memakan waktu hingga 70 jam perjalanan.

Namun, tujuan utama Camp Century bukanlah sekadar penelitian ilmiah. Pangkalan ini merupakan bagian dari Project Iceworm, rencana ambisius untuk menyimpan hingga 600 rudal balistik di bawah es Greenland.

Proyek ini dirancang sebagai langkah strategis Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman nuklir Uni Soviet.

Rencana ini bahkan dirahasiakan dari pemerintah Denmark, yang pada saat itu menguasai Greenland.

Sayangnya, ambisi ini kandas. Ketidakstabilan es dan tantangan teknis lainnya membuat proyek ini dibatalkan pada 1967.

Camp Century kemudian ditinggalkan, meninggalkan jejak sebagai monumen dari era Perang Dingin.

Dampak Lingkungan: Ancaman Limbah Nuklir

Meskipun proyek ini ditinggalkan, sisa-sisanya masih menyimpan ancaman.

Reaktor nuklir yang digunakan untuk mendukung aktivitas di pangkalan hanya beroperasi selama 33 bulan, tetapi selama itu telah menghasilkan lebih dari 47.000 galon limbah nuklir.

Ketika pangkalan ditutup, hanya reaktor yang dipindahkan. Limbah radioaktif, bahan kimia, dan limbah biologis lainnya dibiarkan terkubur di bawah es.

Namun, perubahan iklim mengancam untuk mengungkap kembali warisan ini. Penelitian memproyeksikan bahwa es yang menutupi Camp Century bisa mulai mencair pada tahun 2090, berpotensi melepaskan kontaminasi ke lingkungan sekitar.

“Mereka mengira bahwa semuanya akan tetap terkubur selamanya. Tetapi dengan perubahan iklim, pertanyaan sekarang adalah: apakah semuanya akan tetap di sana?” kata William Colgan, ilmuwan iklim dari York University, Toronto.

Mengingat Jejak Peradaban di Tengah Es

Penemuan Camp Century oleh NASA membuka bab baru dalam sejarah Arktik, mengingatkan dunia akan hubungan kompleks antara ambisi geopolitik dan tantangan lingkungan.

Sementara pangkalan ini adalah simbol dari inovasi teknologi masa lalu, ia juga menjadi pengingat bahwa warisan manusia sering kali memiliki dampak yang jauh melampaui batas waktu yang direncanakan.

Penemuan ini tidak hanya mengungkap rahasia tersembunyi di bawah es Greenland, tetapi juga menyoroti pentingnya memahami dampak jangka panjang dari aktivitas manusia di lingkungan yang rentan.

Apakah Camp Century akan tetap terkubur sebagai fosil sejarah, atau malah menjadi ancaman baru di masa depan? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!