Dilema Para Pembudidaya Ikan Ciamis, Terjebak Kenaikan Pakan, Terancam Krisis Ikan!

55 / 100 Skor SEO

Bayang-bayang krisis ikan menghantui Kabupaten Ciamis. Produksi ikan yang melimpah di tahun 2023, mencapai 26 ribu ton, terancam merosot akibat dilema para pembudidaya ikan yang terjebak dalam jeratan kenaikan harga pakan.

Meskipun potensi budidaya ikan di Ciamis sangat besar, sektor ini masih terhambat oleh skema usaha yang belum matang.

Mayoritas pembudidaya masih terpaku pada skala rumah tangga, terkendala oleh ongkos produksi yang kian membengkak, terutama harga pakan yang terus meroket.

“Para pembudidaya ikan masih terkendala pakan. Harga pakan yang terus naik membuat ongkos produksi budidaya ikan menjadi kendala tersendiri,” ungkap Kepala Bidang Perikanan Disnakan Ciamis, Yanti.

Upaya sosialisasi untuk mengubah skema usaha ke arah komersial terhambat oleh kekhawatiran para pembudidaya terkait kenaikan harga pakan yang tak kunjung mereda.

“Mereka beralasan kenaikan harga pakan yang terus menerus,” ujar Yanti.

Kekhawatiran ini diperkuat oleh pengakuan para pedagang pakan ikan di Ciamis.

Ratna, pedagang pakan ikan di Sukajadi Sadananya, mengungkapkan bahwa kenaikan harga pakan terjadi hampir setiap minggu.

“Ada merk tertentu sampai 5000 Rupiah kenaikan per bulannya. Ada juga yang stabil. Tergantung merknya. Hanya, rata-rata naik,” ungkap Ratna.

Tuntun, penjual pakan ikan di Desa Mekarjadi Sadananya, juga mengakui fenomena ini.

“Dari sananya sudah naik. Paling saya ambil keuntungan minimal saja. Itung-itung ganti ongkos bensin,” ujarnya.

Dilema ini bagaikan bom waktu yang siap meledak. Kenaikan harga pakan yang tak terkendali akan melumpuhkan sektor budidaya ikan, berakibat pada krisis ikan dan merugikan masyarakat Ciamis.

Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ini.

Subsidi pakan ikan, edukasi dan pendampingan para pembudidaya, serta pengembangan skema usaha yang lebih efisien dan tahan gejolak harga, menjadi solusi yang mutlak dijalankan.

Masa depan sektor perikanan Ciamis, dan ketahanan pangan masyarakat, bertumpu pada solusi yang tepat dan cepat.

Krisis ini bukan hanya dilema para pembudidaya, tapi juga tantangan bagi pemerintah untuk membuktikan komitmennya dalam membangun ekonomi kerakyatan.

55 / 100 Skor SEO

Bayang-bayang krisis ikan menghantui Kabupaten Ciamis. Produksi ikan yang melimpah di tahun 2023, mencapai 26 ribu ton, terancam merosot akibat dilema para pembudidaya ikan yang terjebak dalam jeratan kenaikan harga pakan.

Meskipun potensi budidaya ikan di Ciamis sangat besar, sektor ini masih terhambat oleh skema usaha yang belum matang.

Mayoritas pembudidaya masih terpaku pada skala rumah tangga, terkendala oleh ongkos produksi yang kian membengkak, terutama harga pakan yang terus meroket.

“Para pembudidaya ikan masih terkendala pakan. Harga pakan yang terus naik membuat ongkos produksi budidaya ikan menjadi kendala tersendiri,” ungkap Kepala Bidang Perikanan Disnakan Ciamis, Yanti.

Upaya sosialisasi untuk mengubah skema usaha ke arah komersial terhambat oleh kekhawatiran para pembudidaya terkait kenaikan harga pakan yang tak kunjung mereda.

“Mereka beralasan kenaikan harga pakan yang terus menerus,” ujar Yanti.

Kekhawatiran ini diperkuat oleh pengakuan para pedagang pakan ikan di Ciamis.

Ratna, pedagang pakan ikan di Sukajadi Sadananya, mengungkapkan bahwa kenaikan harga pakan terjadi hampir setiap minggu.

“Ada merk tertentu sampai 5000 Rupiah kenaikan per bulannya. Ada juga yang stabil. Tergantung merknya. Hanya, rata-rata naik,” ungkap Ratna.

Tuntun, penjual pakan ikan di Desa Mekarjadi Sadananya, juga mengakui fenomena ini.

“Dari sananya sudah naik. Paling saya ambil keuntungan minimal saja. Itung-itung ganti ongkos bensin,” ujarnya.

Dilema ini bagaikan bom waktu yang siap meledak. Kenaikan harga pakan yang tak terkendali akan melumpuhkan sektor budidaya ikan, berakibat pada krisis ikan dan merugikan masyarakat Ciamis.

Pemerintah perlu mengambil langkah tegas untuk mengatasi krisis ini.

Subsidi pakan ikan, edukasi dan pendampingan para pembudidaya, serta pengembangan skema usaha yang lebih efisien dan tahan gejolak harga, menjadi solusi yang mutlak dijalankan.

Masa depan sektor perikanan Ciamis, dan ketahanan pangan masyarakat, bertumpu pada solusi yang tepat dan cepat.

Krisis ini bukan hanya dilema para pembudidaya, tapi juga tantangan bagi pemerintah untuk membuktikan komitmennya dalam membangun ekonomi kerakyatan.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!