Tahu Cibodas Ciamis Sudah Diproduksi Sejak Tahun 1942

Tahu Cibodas dari Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, ternyata sudah diproduksi sejak tahun 1942.

H. Abdul Kodir, produsen tahu Cibodas sekaligus juga Ketua Kopti Ciamis, membenarkan hal itu.

“Saya ini masuk generasi ketiga, saya mulai membuat tahu belajar dari orang tua, waktu itu sekitar tahun 1972an,” katanya.

Kodir mengatakan, pemasaran tahu Cibodas pada awal 1942an hanya terbatas di sekitaran wilayah Ciamis dan Tasik. 

Menurut cerita para pendahulu, kata Kodir, produksi tahu waktu itu masih menggunakan peralatan sederhana.

“Belum seperti sekarang yang sudah dengan sentuhan teknologi,” kata pria kelahiran tahun 1946 tersebut. 

Kodir menuturkan, meskipun mendapat ilmu memproduksi tahu dari orang tua, namun ia berinisiatif belajar dari produsen tahu terkenal di Jawa Barat. 

Akhirnya, kata Kodir, ia menemukan cita rasa sendiri dan dari situ ia mulai mengikuti berbagai pelatihan produksi dari pemerintah. 

“Tentu standarisasi produksi seperti higienitas saya perhatikan betul,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Kodir mengaku memberanikan diri untuk melakukan kemitraan dengan swalayan sejak tahun 2000-an. 

“Saya mulai masuk ke swalayan-swalayan di Ciamis dan Tasik dengan merk tahu setiabudi,” ungkapnya. 

Sejak awal memproduksi tahu, seperti umumnya tahu Cibodas, Kodir memilih tahu berwarna putih. 

“Itu ciri khasnya tahu putih,” pungkasnya.

Tahu Cibodas dari Desa Cisadap, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, ternyata sudah diproduksi sejak tahun 1942.

H. Abdul Kodir, produsen tahu Cibodas sekaligus juga Ketua Kopti Ciamis, membenarkan hal itu.

“Saya ini masuk generasi ketiga, saya mulai membuat tahu belajar dari orang tua, waktu itu sekitar tahun 1972an,” katanya.

Kodir mengatakan, pemasaran tahu Cibodas pada awal 1942an hanya terbatas di sekitaran wilayah Ciamis dan Tasik. 

Menurut cerita para pendahulu, kata Kodir, produksi tahu waktu itu masih menggunakan peralatan sederhana.

“Belum seperti sekarang yang sudah dengan sentuhan teknologi,” kata pria kelahiran tahun 1946 tersebut. 

Kodir menuturkan, meskipun mendapat ilmu memproduksi tahu dari orang tua, namun ia berinisiatif belajar dari produsen tahu terkenal di Jawa Barat. 

Akhirnya, kata Kodir, ia menemukan cita rasa sendiri dan dari situ ia mulai mengikuti berbagai pelatihan produksi dari pemerintah. 

“Tentu standarisasi produksi seperti higienitas saya perhatikan betul,” ungkapnya. 

Lebih lanjut, Kodir mengaku memberanikan diri untuk melakukan kemitraan dengan swalayan sejak tahun 2000-an. 

“Saya mulai masuk ke swalayan-swalayan di Ciamis dan Tasik dengan merk tahu setiabudi,” ungkapnya. 

Sejak awal memproduksi tahu, seperti umumnya tahu Cibodas, Kodir memilih tahu berwarna putih. 

“Itu ciri khasnya tahu putih,” pungkasnya.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!