Guru PNS di Pangandaran Putuskan Undur Diri, Kenapa?

Husein Ali Rafsanjani, salah satu Guru PNS di Pangandaran, membuat unggahan video pendek mengejutkan di akun Instagram miliknya @husein_ar.

Bahkan, video pendek berisi curhatan Husein sudah ditonton lebih dari 56 ribu pasang mata dan 500 komentar dari pengguna.

Dalam video pendek itu, Husein menceritakan sekilas pengalaman buruknya sebagai PNS di Pangandaran.

Husein mengungkap tradisi pungutan kepada CPNS yang seharusnya tidak ada dan tindakan intimidasi dari oknum terhadap laporannya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan pada video tersebut, Husein mengaku, kalau bukan karena pernah menjadi PNS di Kabupaten Pangandaran, ia tidak tahu namanya masuk dalam daftar CPNS bermasalah.

“Saya tidak akan pernah tau kalau (masuk dalam daftar) CPNS bermasalah di anggaran Latsar,” katanya.

Husein juga mengaku melaporkan pungutan yang dialaminya, tapi justru mendapatkan ancaman.

“Karena setelah saya melaporkan mereka dengan bukti yang valid, jawaban mereka adalah mengancam pemecatan kepada pelapor, bukan menjawab laporan sang pelapor,” katanya.

Sebagai CPNS yang tergolong muda, Husein merasa terus diancam, sampai-sampai ia dianggap tidak sehat secara rohani.

Padahal di kota kelahirannya di Bandung, Husein cukup banyak mendapat compliment atas kinerjanya.

Bahkan, Husein membuktikan diri ia bisa merangkul semua murid-murid dengan baik.

Tapi sekarang, mimpi sebagai tenaga pendidik sepertinya harus Husein urungkan karena ia memutuskan mengundurkan diri sebagai PNS.

“Alasaanya karena saya merasa tidak aman dan tidak nyaman bekerja di Kabupaten Pangandaran,” katanya.

Husein berharap tradisi mengambil atau memaksa pungutan yang seharusnya tidak ada jangan ada lagi dan oknum yang sempat mengintimidasinya ditindak secara tegas.

“Hormat saya guru muda yang pernah menjadi pegawai negeri,” pungkasnya.

Belum ada tanggapan resmi dari pihak-pihak terkait mengenai apa yang Husein Ali Rafsanjani alami sebagai guru PNS di Pangandaran.

Husein Ali Rafsanjani, salah satu Guru PNS di Pangandaran, membuat unggahan video pendek mengejutkan di akun Instagram miliknya @husein_ar.

Bahkan, video pendek berisi curhatan Husein sudah ditonton lebih dari 56 ribu pasang mata dan 500 komentar dari pengguna.

Dalam video pendek itu, Husein menceritakan sekilas pengalaman buruknya sebagai PNS di Pangandaran.

Husein mengungkap tradisi pungutan kepada CPNS yang seharusnya tidak ada dan tindakan intimidasi dari oknum terhadap laporannya.

Sebelumnya, berdasarkan keterangan pada video tersebut, Husein mengaku, kalau bukan karena pernah menjadi PNS di Kabupaten Pangandaran, ia tidak tahu namanya masuk dalam daftar CPNS bermasalah.

“Saya tidak akan pernah tau kalau (masuk dalam daftar) CPNS bermasalah di anggaran Latsar,” katanya.

Husein juga mengaku melaporkan pungutan yang dialaminya, tapi justru mendapatkan ancaman.

“Karena setelah saya melaporkan mereka dengan bukti yang valid, jawaban mereka adalah mengancam pemecatan kepada pelapor, bukan menjawab laporan sang pelapor,” katanya.

Sebagai CPNS yang tergolong muda, Husein merasa terus diancam, sampai-sampai ia dianggap tidak sehat secara rohani.

Padahal di kota kelahirannya di Bandung, Husein cukup banyak mendapat compliment atas kinerjanya.

Bahkan, Husein membuktikan diri ia bisa merangkul semua murid-murid dengan baik.

Tapi sekarang, mimpi sebagai tenaga pendidik sepertinya harus Husein urungkan karena ia memutuskan mengundurkan diri sebagai PNS.

“Alasaanya karena saya merasa tidak aman dan tidak nyaman bekerja di Kabupaten Pangandaran,” katanya.

Husein berharap tradisi mengambil atau memaksa pungutan yang seharusnya tidak ada jangan ada lagi dan oknum yang sempat mengintimidasinya ditindak secara tegas.

“Hormat saya guru muda yang pernah menjadi pegawai negeri,” pungkasnya.

Belum ada tanggapan resmi dari pihak-pihak terkait mengenai apa yang Husein Ali Rafsanjani alami sebagai guru PNS di Pangandaran.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!