5 Kelebihan ChatGPT OpenAI dari Google Bard

Perilisan Google Bard yang berlangsung baru-baru ini tampaknya mengancam keberadaan ChatGPT OpenAI.

Kendati demikian, fakta di lapangan menyebut bahwa ChatGPT lebih unggul dibandingkan dengan Google Bard.

Sebab rupanya, ChatGPT OpenAI memiliki sederet kelebihan yang tidak dimiliki oleh Google Bard.

ChatGPT OpenAI vs Google Bard

Pertarungan chatbots AI kini sudah meledak dengan perilisan publik yakni Google Bard, sebagai jawaban untuk ChatGPT OpenAI.

Sejatinya Google Bard dan ChatGPT tampak mirip secara fungsional, dan menawarkan pengguna kotak teks putih sederhana untuk memasukkan pertanyaan.

Selain itu, keduanya juga dibangun di atas mesin pemrosesan dengan bahasa alami yang kuat.

Bard Google didasarkan pada versi ringan laMDA yang dilatih pada kumpulan data bernama INfiniset.

Data tersebut mencakup campuran buku dan artikel, serta komentar di sosial media seperti Twitter dan Reddit.

Bard juga terhubung ke internet, sedangkan pesaingnya yakni OpenAI tidak yang membuatnya menjadi pendamping kreatif yang hebat.

Berikut ini ada beberapa kelebihan dari ChatGPT di mata pengguna yang membuatnya lebih baik dibandingkan Google Bard.

1. ChatGPT Lebih Bagus dalam Pengkodean

Salah satu keterampilan ChatGPT yang paling mengesankan yaitu membuat kode dari permintaan bahasa alami pengguna.

Seorang pengguna memintanya membuat saingan Wordle bernama Sumplete dan ChatGPT menunjukan kreatifitas tak terbatas.

Selain itu, ChatGPT juga jauh dari pendamping pemrograman yang sempurna  bagi para penggunanya.

Sementara itu, Google justru menyebut bahwa Bard masih belajar kode dan tanggapan terkait kode tak didukung secara resmi untuk saat ini.

2. ChatGPT Merupakan Inspirasi Kreatif

Bagi pengguna yang mencari pendamping AI untuk membantu memicu ide kreatif atau menganalisa pekerjaan, maka ini termasuk kekuatan ChatGPT.

Jika membandingkan dengan Google Bard, ChatGPT mempunyai inspirasi kreatif yang lebih luas.

Banyak orang yang berpendapat bahwa ChatGPT merupakan mitra terbaik untuk menghasilkan ide baru berdasarkan tulisan singkat dan mengkritik karyanya.

Ini sebagian karena batas masukan dari ChatGPT yang cenderung murah hati untuk para penggunanya.

3. ChatGPT Guru yang Unggul

Selain itu, ChatGPT juga merupakan guru yang hebat jika pengguna memerlukan topik kompleks dan menjadi istilah sederhana.

Walaupun begitu, pengguna masih harus tetap mewaspadai apa yang disebut sebagai halusinasi.

Ini perlu dilakukan ketika chatbot AI terdengar sangat percaya diri terkait pernyataan yang mencurigakan.

Kendati demikian, hal itu juga lebih baik di departemen ChatGPT dibandingkan Google Bard.

Misalnya saja, ketika pengguna memberikan pertanyaan dan permintaan yang sama, Google Bard dan ChatGPT memberikan jawaban relatif berbeda.

Sebab Google Bard akan menjawab dengan kalimat pendek dan lebih singkat.

Sedangkan ChatGPT menjawabnya dengan cara yang lebih menarik dan deskriptif.

4. ChatGPT Multibahasa

Untuk saat ini, Google Bard hanya bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris Amerika Serikat.

Walaupun begitu, Google mengatakan bahwa mereka berusaha untuk membuat Bard bisa berbicara dalam bahasa sebanyak mungkin.

Ini merupakan area lain yang membuat ChatGPT sudah mencuri perhatian saingannya.

Terlebih, ChatGPT sudah dilatih tentang data dalam banyak bahasa termasuk Perancis, Inggris, Spanyol. Jepang, Cina, Arab, dan sebagainya.

5. ChatGPT Jauh Lebih Menyenangkan

Dalam pengalaman pengguna, batasan ChatGPT untuk humor dan kesenangan jauh lebih tinggi dibandingkan Google Bard yang lebih ketat.

Hal itu membuat Google Bard menjadikannya lebih sadar budaya yang bermuara pada pelatihannya.

Prompt yang menyenangkan untuk AI chatbots sudah meminta mereka untuk menyulap dialog dan skrip untuk pengaturan film yang tak biasa.

Karena itulah tak heran perilisan Google Bard masih dianggap belum mampu bersaing dengan ChatGPT OpenAI.

Perilisan Google Bard yang berlangsung baru-baru ini tampaknya mengancam keberadaan ChatGPT OpenAI.

Kendati demikian, fakta di lapangan menyebut bahwa ChatGPT lebih unggul dibandingkan dengan Google Bard.

Sebab rupanya, ChatGPT OpenAI memiliki sederet kelebihan yang tidak dimiliki oleh Google Bard.

ChatGPT OpenAI vs Google Bard

Pertarungan chatbots AI kini sudah meledak dengan perilisan publik yakni Google Bard, sebagai jawaban untuk ChatGPT OpenAI.

Sejatinya Google Bard dan ChatGPT tampak mirip secara fungsional, dan menawarkan pengguna kotak teks putih sederhana untuk memasukkan pertanyaan.

Selain itu, keduanya juga dibangun di atas mesin pemrosesan dengan bahasa alami yang kuat.

Bard Google didasarkan pada versi ringan laMDA yang dilatih pada kumpulan data bernama INfiniset.

Data tersebut mencakup campuran buku dan artikel, serta komentar di sosial media seperti Twitter dan Reddit.

Bard juga terhubung ke internet, sedangkan pesaingnya yakni OpenAI tidak yang membuatnya menjadi pendamping kreatif yang hebat.

Berikut ini ada beberapa kelebihan dari ChatGPT di mata pengguna yang membuatnya lebih baik dibandingkan Google Bard.

1. ChatGPT Lebih Bagus dalam Pengkodean

Salah satu keterampilan ChatGPT yang paling mengesankan yaitu membuat kode dari permintaan bahasa alami pengguna.

Seorang pengguna memintanya membuat saingan Wordle bernama Sumplete dan ChatGPT menunjukan kreatifitas tak terbatas.

Selain itu, ChatGPT juga jauh dari pendamping pemrograman yang sempurna  bagi para penggunanya.

Sementara itu, Google justru menyebut bahwa Bard masih belajar kode dan tanggapan terkait kode tak didukung secara resmi untuk saat ini.

2. ChatGPT Merupakan Inspirasi Kreatif

Bagi pengguna yang mencari pendamping AI untuk membantu memicu ide kreatif atau menganalisa pekerjaan, maka ini termasuk kekuatan ChatGPT.

Jika membandingkan dengan Google Bard, ChatGPT mempunyai inspirasi kreatif yang lebih luas.

Banyak orang yang berpendapat bahwa ChatGPT merupakan mitra terbaik untuk menghasilkan ide baru berdasarkan tulisan singkat dan mengkritik karyanya.

Ini sebagian karena batas masukan dari ChatGPT yang cenderung murah hati untuk para penggunanya.

3. ChatGPT Guru yang Unggul

Selain itu, ChatGPT juga merupakan guru yang hebat jika pengguna memerlukan topik kompleks dan menjadi istilah sederhana.

Walaupun begitu, pengguna masih harus tetap mewaspadai apa yang disebut sebagai halusinasi.

Ini perlu dilakukan ketika chatbot AI terdengar sangat percaya diri terkait pernyataan yang mencurigakan.

Kendati demikian, hal itu juga lebih baik di departemen ChatGPT dibandingkan Google Bard.

Misalnya saja, ketika pengguna memberikan pertanyaan dan permintaan yang sama, Google Bard dan ChatGPT memberikan jawaban relatif berbeda.

Sebab Google Bard akan menjawab dengan kalimat pendek dan lebih singkat.

Sedangkan ChatGPT menjawabnya dengan cara yang lebih menarik dan deskriptif.

4. ChatGPT Multibahasa

Untuk saat ini, Google Bard hanya bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris Amerika Serikat.

Walaupun begitu, Google mengatakan bahwa mereka berusaha untuk membuat Bard bisa berbicara dalam bahasa sebanyak mungkin.

Ini merupakan area lain yang membuat ChatGPT sudah mencuri perhatian saingannya.

Terlebih, ChatGPT sudah dilatih tentang data dalam banyak bahasa termasuk Perancis, Inggris, Spanyol. Jepang, Cina, Arab, dan sebagainya.

5. ChatGPT Jauh Lebih Menyenangkan

Dalam pengalaman pengguna, batasan ChatGPT untuk humor dan kesenangan jauh lebih tinggi dibandingkan Google Bard yang lebih ketat.

Hal itu membuat Google Bard menjadikannya lebih sadar budaya yang bermuara pada pelatihannya.

Prompt yang menyenangkan untuk AI chatbots sudah meminta mereka untuk menyulap dialog dan skrip untuk pengaturan film yang tak biasa.

Karena itulah tak heran perilisan Google Bard masih dianggap belum mampu bersaing dengan ChatGPT OpenAI.

More from author

Related posts

Advertismentspot_img

Latest posts

DMI Ciamis Tegaskan Konsep Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan Memiliki Tujuan Serupa

Ketua DMI Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, menyatakan bahwa Masjid Hijau dan Masjid Ramah Lingkungan memiliki tujuan serupa dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. DMI Ciamis meluncurkan Anugerah Masjid Ramah 2025, menilai masjid berdasarkan keramahan, terutama aspek lingkungan, aksesibilitas, dan dukungan untuk semua kalangan. Penilaian akan berlangsung hingga November 2025.

Direktur Pendistribusian Baznas RI Kunjungi Posko Mudik Ciamis, Pantau Layanan untuk Pemudik

Ahmad Fikri, Direktur Pendistribusian Baznas RI, mengunjungi Posko Mudik Baznas di Ciamis untuk memastikan pelayanan pemudik optimal selama perjalanan. Posko menyediakan berbagai layanan gratis dan juga memfasilitasi zakat. Selain Posko Mudik, ada juga Posko Balik beroperasi setelah Idul Fitri. Kedua posko dijaga oleh personel terlatih.

Herry Dermawan; Petani Bisa Laporkan Bulog Jika Tak Serap Gabah dan Beras

Anggota Komisi IV DPR RI, Herry Dermawan, menegaskan hak petani melaporkan Bulog jika tidak menyerap gabah dan beras sesuai regulasi. Ia mendorong petani melaporkan penolakan tersebut dan memastikan Bulog membeli gabah kering giling dengan harga Rp6.500. Herry menekankan pentingnya pengawasan infrastruktur dan bantuan pertanian untuk kesejahteraan petani.

Want to stay up to date with the latest news?

We would love to hear from you! Please fill in your details and we will stay in touch. It's that simple!